Rabu, 15 Mei 2013

Wind Rose (Diagram Mawar Angin)

Wind Rose atau biasanya lebih dikenal dengan diagram mawar angin pengolahan dan penyajian data angin dalam bentuk tabel (ringkasan ) atau diagram. Jumlah data angin seperti yang ditunjukkan dalam tabel diatas hanya beberapa hari saja apabila pengamatan dilakukan untuk beberapa tahun adalah sangat besar. Berikut ini tabel dan gambar wind rose bulan april 2005.

Wind Rose/ Mawar Angin sungai mireng pada bulan april 2005


               Dengan table atau mawar angin tersebut maka karakteristik angin dapat dibaca dengan cepat. Tabel dan gambar tersebut menunjukkan persentasi kejadian angin dengan kecepatan tertentu dari berbagai arah dalam periode waktu pencatatan. Dalam gambar tersebut garis-garis radial adalah arah angina dan tiap lingkaran menunjukkan persentasi kejadian angin dalam periode waktu pengukuran.

CARA PENINJAUAN PERENCANAAN PELABUHAN

         Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh.
          Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang Oseanografi, maka keperluan akan pelabuhan itu sendiri sangatlah penting. Berikut merupakan hal-hal yang perlu dilakukan dalam merencanakan suatu Pelabuhan.

Layout Typical Pelabuhan

Kebutuhan akan pelabuhan timbul untuk memenuhi:
  • Pertimbangan politik
  • Peningkatan kegiatan ekonomi, perdagangan
  • Pendukung kelancaran produksi perusahaan/Pabrik

Persyaratan Pelabuhan
  • Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat
  • Lokasi yang mempunyai daerah belakang (daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk cukup banyak
  • Kedalaman air dan lebar alur yang cukup
  • Kapal bisa membuang sauh selama menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang/mengisibahanbakar
  • Harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang
  • Harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal

Perlengkapan Pelabuhan
  • Pemecah gelombang
  • Alat pelayaran
  • Kolam pelabuhan
  • Dermaga
  • Alat penambat
  • Gudang lini I dan lapangan terbuka
  • Gedung terminal untuk keperluan administrasi
  • Fasilitas bahan bakar untuk kapal
  • Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lainnya
  • Peralatan bongkar muat barang
  • Fasilitas lain


Pemilihan Lokasi Pelabuhan
  • Aksesibilitas
  • Daerah pengaruh
  • Ketersediaan lahan
  • Kondisi oceanografi
  • Fasilitas pendukung

Kelayakan Pelabuhan

  • Biaya pembangunan dan perawatan bangunan pelabuhan termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan
  • Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolam pelabuhan
  • Penghasilan dari pelabuhan untuk dapat mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan dan biaya operasional dan pemeliharaan pelabuhan
  • Manfaat dari pelabuhan tersebut terhadap perkembangan daerah pengaruh

Membuat kontur dari data koordinat Excel menggunakan Aplikasi Surfer

Sebelum melakukan proses penggambaran kontur secara digital ini, terlebih dulu yang dipersiapkan adalah:
 
1.Data Koordinat dalam format excel (*.xls) berupa titik x,y dan z
data koordinat dalam excel
2. Komputer/Laptop yang mempunyai spesifikasi grafis cukup
3. Software Surfer yang telah terinstal pada Komputer/Laptop tersebut. pada tuturial singkat ini saya menggunakan Software Surfer 8.0 (bisa didownload di http://www.goldensoftware.com/)
4. Segelas Sanger panas + Sepiring Nasgor :)


Langsung saja kita mulai tahapan gak jelas ini, yang pertama buka software Surfer yang telah terinstal sebelumnya. 
-pilih new > "plot document" dari menu bar
tampilan jendela kerja surfer
 -lalu pada menu bar pilih "grid" > "data"

 -pilih file excel data koordinat yang telah disiapkan sebelumnya

-pastikan kolom X, Y, dan Z sudah sesuai dengan kolom X, Y, Z pada excel
-pilih OK, maka akan ada notifikasi bahwa file grid telah berhasil dibuat 
 -Kembali pada menu bar pilih "Map" > "Contour Map" > "New Contour Map" maka akan muncul jendela untuk membuka file grid yang telah dibuat sebelumnya
- Arahkan pada folder file grid yang telah dibuat sebelumnya lalu pilih file grid tersebut (*.grd)

-
gambar kontur yang telah jadi dari data koordinat excel
-Untuk mengubah interval kontur, klik pada muka peta yang diedit, klik kanan, pilih properties, atau bisa juga pada menu bar pilih "Edit" > "Properties", maka akan muncul jendela Contours Properties seperti ini

 -Pada bagian Interval isikan Interval Kontur yang diinginkan. Yang perlu diingat adalah interval kontur disesuaikan dengan skala peta yang akan diplot.
-selanjutnya lakukan proses layouting pada muka peta tersebut jika hendak mengeplotnya pada peta.
tampilan data wireframe (menu > map > wireframe...)

tampilan data surface (menu > map > surface...)
Cukup sekian dari saya, tentu saja tutorial singkat ini masih banyak kekurangan, silahkan ditambahkan. :)

cc : ndikarahman.blogspot.com

Selasa, 07 Mei 2013

Tugas surveyor pengukuran pada proyek gedung

      Surveyor atau disebut juga sebagai uitzet mempunyai bermacam tugas dalam pembangunan proyek gedung, secara umum pekerjaan surveyor berhubungan dengan pengukuran bangunan. tugas ini bisa dikatakan sebagai kunci pembuka dalam pelaksanaan proyek karena aplikasi gambar rencana ke dalam dunia nyata akan sangat tergantung pada keahlian uitzet dalam menerjemahkan bentuk dan ukuran gambar kedalam pelaksanaan konstruksi bangunan. disini kita bahas tugas surveyor dari awal sampai akhir proyek gedung.
 
Berikut merupakan beberapa tugas surveyor:
 
  1. Menentukan titik-titik batas araea proyek, ini diperlukan untuk pembuatan alur pagar proyek dan penentuan koordinat gedung.
  2. Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk diaplikasikan dilapangan.
  3. Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi dan lantai basement, kesalahan dalam penentuan elevasi ini dapat menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian tanah.
  4. Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
  5. Memantau kedataran cor beton pada pekerjaan lantai basement atau plat lantai diatasnya.
  6. Marking atau menentukan as kolom gedung, pada pekerjaan ini menggunakan istilah pinjaman as 1 m untuk mengecek apakah pembesian dan bekisting kolom sudah terletak pada posisi yang benar.
  7. Pengecekan ketegakan kolom dengan menggunakan waterpass atau benang ukur yang diberi bandul.
  8. Menghitung ketinggian elevasi cor kolom beton agar pas untuk menaruh balok dan plat lantai, kesalahan dalam pekerjaan ini dapat menyebabkan adanya bobok beton atau cor ulang untuk menambah ketinggia kolom.
  9. Pengecekan kedataran elevasi balok lantai agar sesuai dengan gambar rencana.
  10. Marking perletakan stek besi tulangan struktur diatasnya.
  11. Marking perletakan void dan lobang lift gedung agar berada tepat pada posisi rencana.
  12. Membuat as elevasi bangunan tiap lantai, dibuat dengan cara membuat garis pinjaman dengan ketinggian 1 m dari lantai gedung.
  13. Membuat dan Mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu sekali untuk mengetahui apakah posisi gedung yang sudah dibangun berada pada kondisi aman.
  14. Marking posisi pekerjaan arsitektur seperti pemasangan dinding batu bata, pemasangan kepalaan keramik, penentuan posisi titik lampu, penentuan posisi sanitair toilet dll.

Sabtu, 06 April 2013

CARA MENENTUKAN TITIK PENGEBORAN PALING AKURAT



SUMUR BOR DALAM / ARTESIS
Sumur Bor dalam (DEEP WELL DRILLING) memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan Filter Air untuk memproses air baku yang tidak memenuhi syarat air bersih menjadi air bersih.
Penggunaan Filter air memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang cukup merepotkan serta membutuhkan biaya perawatan yang cukup tinggi.
Dengan menggunakan SUMUR BOR DALAM (DEEP WELL DRILLING) masalah tersebut bisa diatasi karena kecenderungan kondisi tanah yang memiliki kandungan air yang jelek / tidak memenuhi syarat air bersih tersebut biasanya berkisar di kedalaman 12 m s/d 40 meter.
Khusus untuk dilokasi yang memiliki kadar Garam yang tinggi, semisal di daerah pesisir pantai , kedalaman pengeboran bisa mencapai diatas 100 meter untuk memperoleh air bersih. hanya saja kualitas dari air di kedalam ini memiliki kontur warna tersendiri dan juga suhu diatas suhu air biasa .
Akan tetapi kualitas air ini layak untuk digunakan sebagai air bersih untuk mandi, cuci dan kegiatan komersial lainnya.
SUMUR BOR DALAM / ARTESIS MENGATASI AIR KUNING, BAU / ZAT BESI YANG TINGGI
Di sebagian besar wilayah Indonesia, banyak dikeluhkan kondisi air yang kuning, Bau besi atau bau karat serta mengandung Zat besi ( Fe ) yang diambang batas yang diperbolehkan oleh PDAM/PAM.
Hal ini dikeluhkan karena sifatnya yang merusak jika digunakan, Kondisi ini banyak merugikan pengguna air, Biasanya dengan melakukan pengeboran yang dalam Kondisi air ini dapat diatasi,
hanya saja di beberapa daerah kondisi pengeboran yang dikarenakan lokasi di kedalaman tertentu memiliki kontur tanah berbatu sehingga untuk beberapa perusahaan pengeboran local (Tukang Pantek sumur) tidak dapat diatasi karena keterbatasan alat-alat pengeboran.
SUMUR BOR DALAM / ARTESIS UNTUK MENGATASI AIR ASIN / BERGARAM
Di beberapa daerah di pesisir pantai kebutuhan air tanah atau air tawar juga sangat tinggi , dikarenakan air tanah yang tawar ini merupakan kebutuhan vital bagi sumber kehidupan penduduk di sekitarnya.
Hanya saja kegiatan explorasi untuk memperoleh air tawar dan bersih di lokasi pesisir pantai dirasa cukup sulit hal ini dikarenakan pengeboran yang relative sangat dalam bahkan bisa mencapai 200 meter lebih.
Dengan pembuatan sumur bor air dalam/artesis kesulitan untuk memperoleh air bersih ini dapat dilakukan dengan baik, dan banyak hotel, resort yang dipinggir pantai memanfaatkan sumber air ini untuk aktifitas komersial mereka.
PENENTUAN TITIK PENGEBORAN  :
Dengan menggunakan Geolistrik
Salah satu tekhnik untuk menentukan titik pengeboran dengan lokasi yang memiliki cekung air/sumber air yang banyak (AKUIFER) adalah dengan metoda GEOLISTRIK.
Metoda ini memerlukan lahan untuk dilakukan survey yang cukup luas untuk mencari cekungan air (AKUIFER) di dalam tanah. Dengan menggunakan tekhnik RESISTIVITY maka dapat ditentukan tahanan yang disesuaikan dengan kontur tanah/jenis batuan yang merupakan sumber air. Sehingga dapat ditentukan kedalaman yang ideal untuk mencapai air yang cukup banyak dan kualiatas yang baik. Dikarenakan Peralatan GEOLISTRIK ini cukup mahal, maka setiap pengeboran melakukan survey terlebih dahulu.
Kegiatan survey GEOLISTRIK ini bisa memperoleh informasi keadaan tanah hingga 150 meter.

Dengan menggunakan Geo Electromagnetic Satellite Scan  
Penentuan titik pengeboran dengan metoda GEO ELECTROMAGNETIC SATELLITE SCAN (BELAH BUMI) lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan peralatan Geolistrik.
Karena Geo Electromagnetic Satellite Scan mampu melacak :
  1. Lebar Sungai Bawah Tanah
  2. Arah Aliran Sungai Bawah Tanah
  3. Membaca hingga kedalaman 400 mtr dibawah tanah
  4. Mengetahui Struktur Tanah secara detail
  5. Mengetahui frekwensi Aliran Air tanah
  6. Mengetahui kedalaman Jalur Sungai Bawah Tanah
  7. Mengetahui Conductivity Struktur Tanah
Akurasi ketepatan geolistrik hanya 50% sedangkan Geo Electromagnetic Satellite Scan 90% Seringkali Clay basah dibaca air oleh peralatan Geolistrik. Geo Electromagnetic Satellite Scan hanya membaca air yang mengalir di dalam tanah sehingga untuk pengeboran jaran sekali mengalami air kering setelah proses pengeboran selesai.

Berikut adalah contoh hasil Scan Geo Electromagnetic Satellite Scan :

Sistem Proteksi Pompa
Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur proteksi standar yang diterapkan pada pompa sentrifugal.
Beberapa standar minimum paling tidak terdiri dari:
1. Proteksi terhadap aliran balik.
Aliran keluaran pompa dilengkapi dengan check valve yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah,
searah dengan arah aliran keluaran pompa.
2. Proteksi terhadap overload.
Beberapa alat seperti pressure switch low, flow switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang
pada sistem pompa untuk menghindari overload.
3. Proteksi terhadap vibrasi.
Vibrasi yang berlebihan akan menggangu kinerja dan berkemungkinan merusak pompa.
Beberapa alat yang ditambahkan untuk menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration switch dan vibration monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow.
Peralatan seperti pressure switch high (PSH), flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi dengan control valve
dipasang pada sistem pompa untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow.
5. Proteksi terhadap low NPSH available.
Apabila pompa tidak memiliki NPSHa yang cukup, aliran keluaran pompa tidak akan mengalir dan fluida terakumulasi dalam pompa.
Beberapa peralatan safety yang ditambahkan pada sistem pompa ialah level switch low (LSL) dan pressure switch low (PSL).
Beberapa istilah khusus yang sering berkaitan dengan pompa, ialah:
  1. TDH = Total Dynamic Head, yaitu besarnya head pompa. Merupakan selisih antara head discharge dengan head suction; terkadang disebut head atau total head.
  2. BEP = Best Efficiency Point, yaitu kondisi operasi dimana pompa bekerja paling optimum.
  3. NPSHr = Net Positive Suction Head required, yaitu nilai head absolut dari inlet pompa yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi.
  4. NPSHa = Net Positive Suction Head available, yaitu nilai head absolut y ang tersedia pada inlet pompa.
  5. Kavitasi, yaitu kondisi dimana terjadinya bubble (gelembung udara) di dalam pompa akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah pada saat bersentuhan dengan impeller atau casing. Agar tidak terjadi kavitasi, maka NPSHa harus lebih besar dari NPSHr.
  6. Minimum flow, yaitu flow rate yang terkecil yang dibutuhkan agar pompa beroperasi dengan baik. Apabila laju alir lebih rendah dari minimum flow, pompa dapat mengalami kerusakan.
  7. Efficiency, yaitu besarnya perbandingan antara energi yang dipakai (input) dengan energi output pompa.
  8. BHP = brake horsepower, yaitu power (daya) yang dibutuhkan oleh pompa untuk bisa bekerja sesuai dengan kurvanya; memiliki satuan hp.
 Sumber : http://borartetis.blogspot.com

Teknik Dasar Autocad Secara Mudah & Praktis

          
      Belajar Teknik Dasar Autocad Secara Mudah Praktis, Belajar AutoCAD Tidaklah Sesulit Yang Anda Bayangkan, Dalam masalah urusan Kontruksi Bangunan memanglah tidak jauh dengan urusan menggambar, sekarang Teknology dan Informasi sudah mulai berkembang pesat dan berdampak juga kepada Jurusan Kontruksi Bangunan. Mahasiswa Bangunan diharapkan dapat menggambar secara manual ataupun menggunakan Software yang bernama Autocad. Autocad ini sangat bermanfaat dan membantu para arsitek untuk mempercepat proses kerjanya.
        Untuk belajar Autocad anda bisa mendownload Modul Petunjuk Menggambar Menggunakan Autocad. Silahkan klik link dibawah ini untuk mendownload modul tersebut :
  1. Download Modul AutoCAD 1
  2. Download Modul AutoCAD 2
 -Semoga Bermanfaat-

Cara Menghitung Kebutuhan Cat Tembok untuk Rumah

1. Menghitung Kebutuhan Cat Dinding

Rumus :

Kebutuhan Cat = Luas Dinding / luas 1 liter
Standard pemakaian cat (10 - 12) m2/liter, tiap pelapisan.

Misalnya ruangan dengan ukuran 3m x 4m. dengan tinggi dinding 3m.

Kebutuhan Cat adalah :
                                   = (2 x (3m + 4m)) x 3m / (12 m2/liter)
                                   = 14 m x 3m / (12 m2/liter)
                                   = 42 m2 / (12 m2/liter)
                                   = 3.5 liter

Artinya kebutuhan Cat untuk ruangan 3m x 4m.
untuk 1x pelapisan butuh 3,5 liter
untuk 2x pelapisan butuh 7 liter atau 3 kaleng cat @ 2,5 liter

Catatan :
  • 1 Kaleng Cat berisi 2,5 liter, ada juga yang 5 liter.
  • 1 Pail (= ember) Cat berisi 20 liter.
- Pelarutan atau pengeceran dengan menambahkan air bersih 5%-25% dari jumlah cat. Aduk hingga rata sebelum digunakan.
- Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang sempurna, dibutuhkan minimum 2x pelapisan.


2. Bila anda membeli cat dalam satuan kg

Rumus diatas dikalikan koeffisien 1.4
untuk 1 x pelapisan butuh 3,5 liter x 1.4 = 4.9 kg
untuk 2 x pelapisan butuh 7 liter x 1.4 = 9.8 kg

Cara menghitung luas dinding yang akan di Cat, masih kasar, karena belum dikurangi dengan lubang pada dinding seperti : pintu, jendela, lubang angin dsb.

Sekian dulu informasi mengenai Cara Menghitung Kebutuhan Cat Tembok untuk rumah anda semoga ini bisa bermanfaat dikemudian hari.

Jenis-Jenis Beton dalam Konstruksi

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.

Ada bermacam-macam jenis beton antara lain :

1. Beton siklop
Beton jenis ini sama dengan beton normal biasa , perbedaannya ialah pada beton ini digunakan ukuran agregat yang relative besar besar. Beton ini digunakan pada pembuatan bendungan, pangkal jembatan,dan sebagainnya.ukuran agregat kasar dapat sampai 20 cm,namun proporsi agregat yang lebih besar dari biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen dari agregat seluruhnya.

2. Beton Ringan
Beton jenis ini sama dengan beton biasa perbedaannya hanya agregat kasarnya diganti dengan agregat ringan. Selain itu dapat pula dengan beton biasa yang diberi bahan tambah yang mampu membentuk gelembung udara waktu pengadukanbeton berlangsung.beton semacam ini mempunyai banyk pori sehingga berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa.

3. Beton non pasir
Beton jenis ini dibuat tanpa pasir , jadi hanya air,semen, dan kerikil saja.karena tanpa pasir maka rongga rongga kerikil tidak terisi. Sehingga beton berongga dan berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa. Selain itu Karena tanpa pasir maka tidak dibutuhkan pasta2 untuk menyelimuti butir2 pasir sehingga kebtuhan semen relative lebih sedikit.

4. Beton hampa
Seperti yang telah diketahui bahwa kira2 separuh air yag dicampurkan saja yang bereaksi dengan semen,adapun separuh sisanya digunakan untuk mengencerkan adukan.beton jenis ini diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa,namun setelah beton tercetak padat kemudian air sisa reaksi disedot dengan cara khusus. Seperti cara vakum. Dengan demikian air yang tertinggal hanya air yang digunakan untuk reaksi dengan semen,sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.

5. Beton bertulang
Beton biasa sangat lemah dengan gaya tarik, namun sangat kuat dengan gaya tekan, batang baja dapat dimasukkan pada bagian beton yang tertarik untuk membantu beton. Beto yang dimasuki batang baja pada bagian tariknya ini disebut beton bertulang.

6. Beton prategang
Jenis beton ini sama dengan beton bertulang, perbedaannya adalah batangnya baja yang dimasukkan ke dalam beton ditegangkan dahulu . batang baja ini tetap mempunyai tegangan sampai beton yang dituang mengeras.bagian balok beton ini walaupun menahan lenturan tidak akan terjadi retak.

7. Beton pracetak
Beton biasa dicetak /dituang di tempat.namun dapat pula dicetak di tempat lain,fungsinya di cetak di tempat lain agar memperoleh mutu yang lebih baik.selain itu dipakai jika tempat pembuatan beton sangat terbatas.sehingga sulit menyediakan tempat percetakanperawatan betonnya.

8. Beton massa
Beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara volume dan permukaannya besar. Bila dimensinya lebih besar dari 60 sm. Pondasi besar,pilar, bendungan. Harus diperhatikan perbedaan temeratur.

9. Fero semen
Suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan ortar semen suatu tulangan yang berupa suatu anyaman kawat baja.

10. Beton serat
Beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat berupa batang2 5 sd 500mm,panjang 25-100mm.serat asbatos,tumbuh2an , serat plastic, kawat baja.

11. Lain-Lain
Beton mutu tinggi,polimer beton,beton modifikasi blok,polimer impregnated concrete,beton kinerja tinggi, dll.

Sekian dulu materi mengenai Jenis dan Macam Beton semoga bermanfaat untuk anda.

Sumber refrensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Beton

Menghitung Luasan Atap Bangunan

 Contoh Beberapa Bentuk Atap Bangunan
  • Atap Pelana
  • Atap Perisai/Limas (seperti atap rumah adat joglo)
  • Atap Flat (contoh : bentuk miring / datar)
  • Atap Khusus (contoh : gedung MPR, rumah batak, toraja)
Beberapa Jenis Bahan Penutup Atap
  • Atap Ringan, seperti : Jerami, Ijuk, Seng, Asbes, Polycarbonat
  • Atap Sedang, seperti : Genteng Tanah, Genteng Keramik, Genteng Beton, Genteng Kayu
  • Atap Berat, seperti : Dak Beton Cor

Nb :
Makin berat bahan penutup atap, makin besar resiko tertimpa benda berat. Bila atap tersebut roboh akibat terjadi gempa bumi.
Tips Praktis Menghitung Luasan Atap Bangunan untuk Atap flat, limas, pelana dan perisai :

1. Cara menghitung luasan atap Flat datar.

Biasanya dipakai untuk dak beton cor
Rumus :
Kebutuhan luasan atap = Panjang x Lebar

Misalnya rumah dengan ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m
Luasan atapnya adalah :
                                     = (6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m
                                     = (7.6m x 11.6m)
                                     = 88.16 m2

2. Cara menghitung luasan atap limas / perisai / pelana.
Luasan atap dihitung dalam satuan m2

Rumus :
Kebutuhan luasan atap = (Panjang x Lebar) / Cos(z)
dimana : z adalah sudut kemiringan atap

Cara Sederhana Menghitung Luasan Atap Bangunan,atap bangunan rumah

Misalnya rumah dengan ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m
Sedang sudut kemiringan atap 30 derajat.
Luasan atapnya adalah :
                                     = ((6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m) / (Cos 30)
                                     = (7.6m x 11.6m) / (Cos 30)
                                     = 88.16 m2 / 0.866
                                     = 101.7984 m2

Catatan :
Rumus ini masih bisa dipakai untuk menghitung pada atap yang berbentuk campuran perisai dan pelana.

Kalau Masih bingung saya juga menemukan Video Tutorial Menghitung Luasan Atap Bangunan tersebut, nih langsung nonton aja ya --> [KLIK]

Kamis, 04 April 2013

Cara Menghitung Volume Besi Beton Bertulang

Menghitung Volume Besi Beton Bertulang merupakan hal yang sudah lama saya pelajari di kampus akan  tetapi sampai saat ini masih belum mengerti juga karena kurangnya konsentrasi belajar didalam ruang kelas. Jadi saya menemukan caranya di internet dan akan saya tuliskan disini supaya lebih mudah mengingatnya kembali.

Besi pada konstruksi beton bertulang berfungsi sebagai panahan tegangan tarik, penggunaan besi dalam beton bertulang karena beton hanya kuat terhadap gaya tekan.

sebelum melaksanakan pekerjaan beton bertulang terlebih dahulu kita menghitung kebutuhan volume material besi beton sehingga dapat dipersiapkan sebelumnya dengan jumlah yang tepat.


1.   Cara Menghitung Volume Besi Beton

Contoh : sebuah pekerjaan kolom beton bertulang setinggi 6 m dengan gambar potongan besi seperti ini:

Cara Menghitung Volume Besi Beton Bertulang

langkah-langkah perhitungan kebutuhan besi beton pada konstruksi tersebut adalah :
2.   Menghitung Kebutuhan Besi Tulangan Pokok

volume besi D10 adalah 4 bh x 6 m = 24 m’
jika panjang besi perbuah dipasaran adalah 11 m maka kebutuhan besi adalah 24 m : 11 m = 2.18 buah
berat per m’ besi D10 adalah 0.617 kg maka total kebutuhan besi D10 adalah 0.617 kg/m x 24 = 14.808 kg

3.   Menghitung Kebutuhan Besi Tulangan Sengkang

panjang tulang sengkang perbuah adalah (25*2) + (15*2) + (5*2) = 90 cm = 0.9 m
jumlah tulangan sengkang pada kolom setinggi 6 m dengan jarak pemasangan 15 cm adalah 6 : 0.15 = 40 buah besi tulangan sengkang.
total panjang besi tulangan sengkang adalah 40 bh x 0.9 m = 36 m
jka panjang besi perbuah dipasaran 11 m maka kebutuhan besi tulangan sengkang 36 : 11 = 3.27 buah
berat besi per kg besi D8 pada tabel adalah 0.395 kg 
maka jumlah kebutuhan besi adalah 0.395 kg/m x 36 m = 14.22 kg

* TABEL BERAT BESI BISA DILIHAT Disini [download]

dari perhitungan diatas maka kebutuhan besi tulangan nya adalah

Besi D10 = 2.18 batang = 14.808 kg
Besi D8 = 3.27 batang =Â 14.22 kg
beton sebesar 0.2×0.3×6 = 0.36 m3

Desain Hidrolis Mercu Bendung (4)

3. Kolam Olak (merujuk pada KP-02, Bagian 4.2.4)
Gambar berikut menunjukkan metode perencanaan kolam loncat air.
Dari grafik (q) dengan H1 dan tinggi jatuh z, kecepatan V1 di awal loncatan dapat dihitung dengan persamaan :
V1 = { (2g) . [(½ . H1 ) + z]}0.5
dimana : V1 : kecepatan aliran di awal loncatan, m/dt; g : percepatan gravitasi, m/dt² (» 9.8); H1 : tinggi energy diatas ambang, m; z: tinggi jatuh, m
Dengan q = V1 . yu, dan persamaan untuk kedalaman konjugasi di loncatan hidrolis adalah :
y2 / yu = (1/2) . [1+(8Fr)²]0.5
Fr = V1 / (g . yu)0.5
dimana : y2 : kedalaman air diatas ambang ujung, m; yu : kedalaman air di awal loncatan, m; Fr : bilangan Froude; V1 : kecepatan di awal loncatan, m/dt; g : percepatan gravitasi, m/dt² (» 9.8)
Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot. Untuk menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan diatas lantai, maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya sama dengan kedalaman konjugasi. Untuk aliran tenggelam, yakni jika muka air hilir lebih tinggi dari 2/3 H1 diatas mercu, tidak diperlukan peredam energi.

Panjang Kolam Olak

Panjang kolam loncat air di belakang potongan U biasanya kurang dari panjang bebas loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill). Ambang yang berfungsi untuk memantapkan aliran ini umumnya ditempatkan pada jarak:
Lj =5 ( n + y2 )
Dimana : Lj : panjang kolam olak, m; n : tinggi ambang ujung hilir, m; y2 : kedalaman air diatas ambang, m.
Tinggi yang diperlukan ambang ujung ini sebagai fungsi bilangan Froude (Fru), kedalaman air yang masuk (yu), dan tinggi muka air hilir, dapat ditentukan dari grafik pada gambar berikut :
Perhitungan Kolam Olak Tipe MDL dan MDO
Kolam olak tipe MDL adalah kolam olak tipe loncatan air, sedangkan tipe MDO adalah kolam olak datar dengan ambang ujung hilir. Kedua tipe ini merupakan tipe pengembangan dari tipe bak tenggelam dan kolam olak tipe USBR berdasarkan penelitian hidrolis dari Laboratorium Hidrolika DPMA Bandung.
Tahapan dalam desain kolam olak tipe MDL adalah sebagai berikut :
  1. Dari perencanaan mercu sebelumnya diketahui : Elevasi mercu, lebar bendung efektif Be, jari-jari mercu R (untuk tipe mercu bulat), tinggi muka air banjir diatas mercu h1.
  2. Direncanakan kemiringan hilir tubuh bendung (misalnya, 1:1)
  3. Dihitung degradasi hilir berdasarkan kondisi tanah dasar sungai hilir (bila tidak ada data yang pasti asumsi kedalaman gerusan minimal 2.00 m)
  4. Hitung kedalaman air di hilir, h2 dengan lengkung debit yang diketahui (jika ada), atau dengan pendekatan rumus Manning (dengan parameter hidrolis rata-rata, yaitu : lebar dasar sungai, b; kemiringan talud, m; koefisien kekasaran, n; dan kemiringan dasar sungai, I), atau berdasarkan hasil analisis hidrolika sungai (misalnya dengan analisis hydraulic HEC-RAS)
  5. Hitung Z = (Elevasi mercu + h1 – elevasi dasar sungai dengan keadaan degradasi + h2), atau dengan persamaan Z = (P+h1) – h2 – d (degradasi)
  6. Hitung debit persatuan lebar, q = Q/B; dengan : Q = debit banjir rencana, m3/dt; B = lebar total kolam olak, m.
  7. Hitung parameter energi berdasarkan persamaan : (q/(g.z^3)^0.5)
Dan dengan bantuan grafik MDL untuk tipe MDL (peredam energy cekung) dapat dicari : Dr = dalamnya cekungan; R = radius cekungan; Lr = panjang cekungan; dan e = panjang ambang hilir.
Atau dengan bantuan grafik MDO untuk tipe MDO (peredam energy kolam datar dengan ambang hilir)
  1. Pasang rip-rap batu dengan diameter d=30/40 cm di hilir ambang hilir cekungan dengan panjang > 3.00 m dan dalam minimum 4-5 lapis.
Sedangkan tahapan untuk desain kolam olak tipe MDO : tahap (1) sampai (6) dan (8) sama seperti diatas, sedangkan untuk tahap (7) adalah :
Hitung parameter energi berdasarkan persamaan : (q/(g.z^3)^0.5)
Dengan menggunakan grafik MDO (seperti tercantum di bawah) didapat harga Ds dari harga perbandingan Ds/D2, dimana : Ds = elevasi mercu – elevasi kolam olak; D2 = tinggi muka air hilir bendung.
Dengan menggunakan grafik MDO diperoleh panjang kolam olak L dari perbandingan L/Ds.

Desain Hidrolis Mercu Bendung (3)

Debit yang melimpas lewat mercu dan pintu


Persamaan tinggi energy-debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol segi empat adalah :

Q = Cd . (2/3) . {(2/3).g}½ . b . (H1)1.5 (1)
Dimana: Q : debit, m³/dt
Cd : koefisien debit (Cd = C0.C1.C2)
g : percepatan gravitasi, m/dt² (» 9.8)
b : panjang mercu bendung, m
H1 : tinggi energy diatas mercu, m
Koefisien debit Cd adalah hasil dari:
· C0 : fungsi dari H1/r (lihat gambar berikut)
· C1 : fungsi dari P/H1 (lihat gambar berikut)
· C2 : fungsi dari P/H1 dan kemiringan permukaan hulu bendung (lihat gambar berikut)
C0 mempunyai harga maksimum 1.49 jika H1/r lebih dari 5.0. Harga C0 sahih apabila mercu bendung cukup tinggi diatas dasar rata-rata alur pengarah (p/H1 > 1.5).
Dalam tahap perencanaan P dapat diambil setengah dari jarak dari mercu sampai dasar rata-rata sungai sebelum bendung dibuat. Untuk harga-harga P/H1 yang kurang dari 1.50 maka gambar tersebut dapat dipakai untuk menemukan faktor pengurangan C1.
Harga-harga koefisien koreksi untuk pengaruh kemiringan muka bendung bagian hulu terhadap debit diberikan pada gambar dari koefisien C2 untuk mercu bendung ogee dengan kemiringan permukaan hulu. Koefisien koreksi (C2) diasumsi kurang lebih sama dengan harga factor koreksi untuk bentuk-bentuk mercu tipe ogee.
Harga-harga factor pengurangan aliran tenggelam f sebagai fungsi perbandingan H2/H1 dapat diperoleh pada gambar di bawah. Faktor pengurangan aliran tenggelam mengurangi debit dalam keadaan tenggelam.
Koefisien debit efektif Ce adalah hasil Co, C1, dan C2 (Ce = C0 . C1 . C2).
C0 adalah konstanta (= 1.30)
C1 adalah fungsi P/hd dan H1/hd.
C2 adalah factor koreksi untuk permukaan hulu
Faktor koreksi C1 disajikan pada gambar factor koreksi untuk selain tinggi energy rencana pada bendung mercu Ogee, dan sebaiknya dipakai untuk berbagai tinggi bendung diatas dasar sungai.
Harga-harga C1 pada gambar tersebut berlaku untuk bendung mercu ogee dengan permukaan hulu vertical. Apabila permukaan bendung bagian hulu miring, koefisien koreksi tanpa dimensi C2 harus dipakai; ini adalah fungsi baik kemiringan permukaan bendung maupun perbandingan p/H1. Harga C2 dapat diperoleh pada gambar harga koefisien C2 untuk bendung mercu Ogee dengan kemiringan hulu.

Desain Hidrolis Mercu Bendung (2)

2. Lebar Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal-pangkalnya (abutment), sebaiknya sama dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil. Dibagian ruas bawas sungai, lebar rata-rata ini dapat diambil pada debit penuh (bankfull discharge); di bagian ruas atas mungkin sulit untuk menentukan debit penuh. Dalam hal ini banjir rata-rata tahunan dapat diambil untuk menentukan lebar rata-rata bendung.
Lebar maksimum bendung hendaknya tidak lebih dari 1.2 lebar rata-rata sungai pada ruas yang stabil.
Untuk sungai-sungai yang mengangkut bahan-bahan sedimen kasar yang berat, lebar bendung tersebut harus disesuaikan laga terhadap lebar rata-rata sungai, yakni jangan diambil 1.2 kali lebar sungai tersebut.
Agar pembuatan bangunan peredam energi tidak terlalu mahal, maka aliran per satuan lebar hendaknya dibatasi sampai sekitar 12-14 m3/dt.m, yang memberikan tinggi energi maksimum sebesar 3.5 – 4.5 m (lihat gambar di bawah ”Lebar efektif mercu”).
Lebar efektif mercu (Be) dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B), yakni jarak antara pangkal-pangkal bendung dan/atau pilar-pilar dengan persamaan berikut :
Be = B-2.(n.Kp + Ka).H1 (2)
dimana: n : jumlah pilar; Kp : koefisien kontraksi pilar; Ka : koefisien kontraksi pangkal bendung (abutment); H1 : tinggi energi, m
Harga koefisien Ka dan Kp diberikan pada tabel berikut (merujuk pada KP-02, Bagian 4.2.1).
Pilar Kp
Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan
Dengan jari-jari 0.1 dari tebal pilar. 0.02
Untuk pilar berujung bulat 0.01
Untuk pilar berujung runcing 0
Abutment Ka
Untuk abutment segiempat dengan tembok hulu 90° ke arah aliran 0.20
Untuk abutment bulat dengan tembok hulu 90° Kearah aliran dengan 0.5 H1 > r > 0.15 H1 0.10
Untuk abutment bulat dengan r > 0.5 H1 dan tembok hulu tidak lebih dari 45° ke arah aliran 0




Dalam memperhitungkan lebar efektif, lebar pembilas yang sebenarnya (dengan bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80% dari lebar rencana untuk mengkompensasi perbedaan koefisien debit dibandingkan dengan mercu bendung itu sendiri (lihat gambar “Lebar efektif mercu”)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons