Selasa, 05 April 2011

ANGIN, PASANG-SURUT DAN GELOMBANG (BAG_3)

ANGIN, PASANG-SURUT DAN GELOMBANG

Angin sangat penting, karena angin menimbulkan arus dan gelombang dan angin dapat menimbulkan tekanan pada kapal dan bangunan pelabuhan.
Gelombang yang menyerang bangunan pantai akan menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan tersebut.
Pasang-surut adalah penting di dalam menentukan dimensi bangunan, seperti pemecah gelombang, dermaga, pelampung penambat, kedalaman alur dan perairan pelabuhan, dsb.


Tipe pasang-surut dalam satu hari menurut terjadinya
1. Pasang-surut harian ganda (semi diurnal tide): dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang-surut terjadi secara berurutan secara teratur.
2. Pasang-surut harian tunggal (diurnal tide): dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut.
3. Pasang-surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal): dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.
4. Pasang-surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal): dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.


Pasang-surut purnama: pada setiap sekitar tanggal 1 dan 15 (bulan muda dan bulan purnama) posisi bumi-bulan-matahari kira-kira berada pada satu garis lurus, sehingga gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi saling memperkuat, di mana tinggi pasang-surut sangat besar dibanding pada hari-hari yang lain.
Pasang-surut perbani: pada sekitar tanggal 7 dan 21 di mana bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi, maka gaya tarik bulan terhadap bumi saling mengurangi, di mana tinggi pasang-surut kecil dibanding dengan hari-hari lain.


Elevasi
1. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL): air tertinggi pada saat pasang-surut purnama atau bulan mati.
2. Muka air rendah terendah (lowest low high level, LLWL): air terendah pada saat pasang-surut purnama atau bulan mati.
3. Muka air tinggi (high water level, HWL): muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang-surut.
4. Muka air rendah (low water level, LWL): kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang-surut.
5. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL): rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.
6. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLHL): rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.
7. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL): muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.
8. Higher high water level: air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti dalam pasang-surut tipe campuran.
9. Lower low high water level: air terendah dari dua air rendah dalam satu hari.


Deformasi gelombang
1. Refraksi gelombang: terjadi karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut.
2. Difraksi gelombang: terjadi karena adanya suatu rintangan, seperti pemecah gelombang atau pulau.
3. Refleksi gelombang: terjadi karena mengenai atau membentur suatu bangunan, yang akan dipantulkan sebagian atau seluruhnya.
4. Gelombang pecah: terjadi karena menjalar dari tempat yang dalam menuju ke tempat yang makin lama makin dangkal, pada suatu lokasi tertentu.


L_0=1,56T^2
C=L/T
C_0=L_0/T
sin??a_1 ?=C_1/C_0   sin??a_0 ?
K_r=v(cos??a_0 ?/cos??a_1 ? )
K_s=v((n_0 L_0)/(n_1 L_1 ))
H_1=K_s K_r H_0
H_A=K^' H_p

PERENCANAAN PELABUHAN (BAG_2)

PERENCANAAN PELABUHAN

Pertimbangan yang mendasari dibangunnya sebuah pelabuhan
a. Pembangunan pelabuhan yang didasarkan pada pertimbangan politik.
b. Pembangunan suatu pelabuhan diperlukan untuk melayani/meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah di belakangnya dan menunjang kelancaran perdagangan antar-pulau maupun negara (ekspor dan impor).
c. Untuk mendukung kelancaran produksi suatu perusahaan atau pabrik, sering diperlukan suatu pelabuhan khusus.


Persyaratan yang harus dipenuhi agar sebuah pelabuhan dapat memberi pelayanan yang baik dan cepat
1. Harus ada transportasi yang mudah antara transportasi air dan darat, seperti jalan raya dan kereta api, sedimikian sehingga barang-barang dapat diangkut ke dan dari pelabuhan dengan mudah dan cepat.
2. Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang atau pengaruh subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
4. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar-muat barang atau mengisi bahan bakar.
5. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongakr-muat barang (kran, dsb).
6. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.


Lay-out pelabuhan yang umum
1. Pemecah gelombang, yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang.
2. Alur pelayaran, yang berfungsi untuk mengarahkan kapal-kapal yang akan keluar atau masuk ke pelabuhan.
3. Kolam pelabuhan, merupakan daerah perairan di mana kapal berlabuh untuk melakukan bongkar-muat, gerakan untuk memutar (di kolam putar), dsb.
4. Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatkannya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar-muat barang.
5. Alat penambat, digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu merapat di deramga maupun menunggu di perairan sebelum bisa merapat ke dermaga.
6. Gudang, yang terletak di belakang dermaga untuk menyimpan barang-barang yang harus menuggu pengapalan.
7. Gedung terminal untuk keperluan administrasi.
8. Fasilitas bahan bakar untuk kapal.
9. Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk membawa kapal keluar atau masuk pelabuhan.
10. Peralatan bongkar-muat barang, seperti kran darat, kran apung, kendaraan untuk mengangkat atau memindahkan barang, seperti forklift.
11. Fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal dan muatan kapal, seperti dokter pelabuhan, karantina, bea-cukai, imigrasi, keamanan, dsb.


Faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan
1. Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.
2. Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolma pelabuhan.


Tinjauan yang harus dilakukan saat merencanakan lokasi sebuah pelabuhan
1. Tinjauan topografi dan geologi: keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk membangun suatu pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan di masa mendatang.
2. Tinjauan pelayaran: pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan menggunakannya.
3. Tinjauan sedimentasi: pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang cukup bagi pelayaran di daerah perairan pelabuhan memerlukan biaya yang cukup besar.
4. Tinjauan gelombang dan arus: gelombang menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan pelabuhan.
5. Tinjauan kedalaman air: kedalaman laut sangat berpengaruh pada pernecanaan pelabuhan.


Jenis ukuran ruang dalam ukuran kolam putar
1. Ukuran ruang optimum untuk dapat berputar dengan mudah memerlukan diameter empat kali panjang kapal yang menggunakannya.
2. Ukuran menengah ruang putar dengan sedikit kesulitan dalam berputar mempunyai diameter dua kali panjang kapal terbesar yang menggunakannya.
3. Ruang putaran kecil yang mempunyai diameter kurang dari dua kali panjang kapal.
4. Ukuran minimum ruang putaran harus mempunyai diameter 20 % lebih panjang dari panjang kapal terbesar yang menggunakannya.


Rumus Stevenson
H_p=H(v(b/B)-0,027?D (1+v(b/B)) )
di mana:
              H_p = tinggi gelombang di titik P di dalam pelabuhan (m)
              H = tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m)
              b = lebar mulut (m)
              B = lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan jari-jari D dan pusat pada titik tengah mulut (m)
              D = jarak dari mulut ke titik P

PELABUHAN (BAG_1)

PENDAHULUAN PELABUHAN
Arti penting pelabuhan dalam sistem pelayanan transportasi
Pelabuhan merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan pelayaran.
Di pelabuhan ini, kapal melakukan berbagai kegiatan, seperti menaik-turunkan penumpang, bongkar-muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan perbekalan, dsb.
Untuk bisa melaksanakan berbagai kegiatan tersebut pelabuhan harus dilengkapi dengan fasilitas, seperti pemecah gelombang, dermaga, peralatan tambatan, bongkar-muat barang, gudang-gudang, halaman untuk menimbun barang, perkantoran, baik untuk mengelola pelabuhan maupun maskapai pelayaran, ruang tunggu bagi penumpang, perlengkapan pengisian bahan bakar dan penyediaan air bersih, dlsb.


Bandar (harbour): daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dan angin untuk berlabuhnya kapal-kapal.
Pelabuhan (port): daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut, meliputi dermaga, di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar-muat barang, kran-kran untuk bongkar-muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat penyimpanan, di mana kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang, di mana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.


Jenis pelabuhan menurut 4th Gate Way Ports System
1. Gate way port
    a. Tanjung Priok
    b. Tanjung Perak
    c. Belawan
    d. Ujung Pandang

2. Regional collector port
    a. Teluk Bayur
    b. Palembang
    c. Balikpapan
    d. Dumai
    e. Lembar
    f. Pontianak
    g. Cirebon
    h. Panjang
    i. Ambon
    j. Kendari
    k. Lhokseumawe
    l. Sorong
    m. Bitung
    n. Semarang

3. Trunk port
    -Kategori I
    a. Banjarmasin
    b. Samarinda
    c. Meneng
    d. Cilacap
    e. Tarakan
    f. Donggala
    g. Tenau
    h. Ternate
    i. Krueng Raya
    j. Sibolga
    k. Jayapura
    l. Gorontalo
    m. Bengkulu
    n. Batam
    -Kategori II
    a. Kuala Langsa
    b. Sampit
    c. Benoa
    d. Pakanbaru
    e. Jambi
    f. Pare-pare
    g. Sintete
    h. Biak
    i. Merauke
    j. Toli-toli
    k. Kalianget

4. Feeder port
    a. Nusa Tenggara Barat
    b. Nusa Tenggara Timur
    c. Maluku
    d. Irian Jaya


Macam pelabuhan
Ditinjau dari segi penyelenggaraannya
1. Pelabuhan umum: diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.
2. Pelabuhan khusus: diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.

Ditinjau dari segi pengusahaannya
1. Pelabuhan yang diusahakan: sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar-muat barang, menaik-turunkan penumpang dan kegiatan lainnya.
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan: hanya merupakan tempat persinggahan kapal/perahu, tanpa fasilitas bongkar-muat, bea-cukai, dsb.

Ditinjau dari fungsinya dalam perdagangan nasional dan internasional
1. Palabuhan laut: pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing.
2. Pelabuhan pantai: pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh karena itu, tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing.

Ditinjau dari segi penggunaannya
1. Pelabuhan ikan: tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar.
2. Pelabuhan minyak: harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum.
3. Pelabuhan barang: mempunyai dermaga yang dilengkapi fasilitas untuk bongkar-muat barang.
4. Pelabuhan penumpang: dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dsb.
5. Pelabuhan campuran: terbatas untuk penumpang dan barang, sedang untuk keperluan ikan dan minyak biasanya tetap terpisah.
6. Pelabuhan militer: mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah.

Ditinjau dari letak geografis
1. Pelabuhan alam: daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang seara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai.
2. Pelabuhan buatan: suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang.
3. Pelabuhan semi-alam: suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk.


Estuari: bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.


Syarat-syarat perlengkapan pelabuhan barang
a. Deramga harus panjang dan dapat menampung seluruh panjang kapal atau setidak-tidaknya 80 % dari panjang kapal.
b. Mempunyai halamn dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar-muat barang.
c. Mempunyai gudang transito atau penyimpanan di belakang halaman dermaga.
d. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan atau pemasukan barang dari dan ke gudang serta mempunyai fasilitas untuk reparasi.


Jenis golongan bentuk halaman dermaga pelabuhan barang
a. Barang-barang potongan (general cargo): barang-barang yang dikirim dalam bentuk satuan, seperti mobil, truk, mesin dan barang-barang yang dibungkus dalam peti, karung, drum, dsb.
b. Muatan curah atau lepas (bulk cargo): yang dimuat tanpa pembungkus, seperti batu bara, biji-bijian, minyak, dsb.
c. Peti kemas atau kontainer: suatu peti yang ukurannya telah distandarisasi sebagai pembungkus barang-barang yang dikirim.


Panjang total (length overall, Loa): panjang kapal dihitung dari ujung depan (haluan) sampai belakang (buritan).
Panjang garis air (length between perpendiculars, Lpp): panjang antara kedua ujung garis air pada beban yang direncanakan.
Sarat (draft): bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (designed load water line) dengan titik terendah kapal.
Lebar kapal (beam): jarak maksimum antara dua sisi kapal.


Ukuran isi tolak (displacement tonnage, DPL): volume air yang dipindahkan oleh kapal, dan sama dengan berat kapal.
Berat kapal maksimum (displacement tonnage loaded): apabila kapal masih dimuati lagi, kapal akan terganggu stabilitasnya sehingga kemungkinan kapal tenggelam menjadi lebih besar.
Berat kapal tanpa muatan (displacement tonnage light): ukuran isi tolak dalam keadaan kosong.

Bobot mati (deadweight tonnage, DWT): berat total muatan di mana kapal dapat mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal atau sarat maksimum.

Ukuran isi kotor (gross register tons, GRT): volume keseluruhan bagian kapal.
Ukuran isi bersih (netto register tons, NRT): ruangan yang disediakan untuk muatan dan penumpang.


Jenis kapal
1. Kapal penumpang.
2. Kapal barang.


Roll-on/roll-off (Ro/Ro): bongkar-muat secara horizontal.
Lift-on/lift-off (Lo/Lo): bongkar-muat secara vertikal.

Senin, 04 April 2011

PENGARUH PESAWAT TERHADAP LANDAS PACU (lapter BAG_2)

Pengaruh kemampuan pesawat terbang terhadap panjang landasan pacu lapangan terbang

a. Kecepatan awal untuk mendaki, V2: kecepatan minimum di mana pilot diperkenankan untuk mendaki sesudah pesawat terbang mencapai ketingian 10,5 m di atas permukaan landasan pacu.

b. Kecepatan putusan (decision speed, V1):
    -Bila mesin mengalami gagal, V1 belum tercapai, pilot harus menghentikan pesawat terbang.
    -Bila mesin gagal setelah V1 tercapai, pilot harus tetap menerbangkan pesawat terbang/lepas landas.

c. Kecepatan rotasi, Vr: kecepatan saat pilot mulai mengangkat hidung pesawat terbang untuk lepas landas dengan menarik handel ke belakang.

d. Kecepatan angkat, Vlof: kecepatan dari kemampuan pesawat terbang, saat ini badan pesawat terbang mulai terangkat dari landasan pacu.

e. Jarak lepas landas
   -Jarak horizontal yang diperlukan untuk lepas landas dengan mesin tidak bekerja, tetapi pesawat terbang telah mencapai ketinggian 10,5 m di atas permukaan landasan pacu.
   -115 % dari jarak horizontal yang diperlukan untuk lepasa landas dengan mesin masih bekerja, pesawat terbang telah mencapai ketinggian 10,5 m.

   Dari kedua kondisi tersebut, dipilih mana yang lebih besar.

f. Jarak berhenti akselerasi: jarak yang diperlukan untuk mencapai kecepatan V1 + berhenti dari titik V1.

g. Take off run
   1. Jarak dari awal take off ke suatu titik di mana dicapai Vlof + setengah jarak di mana pesawat terbang mencapai ketinggian 10,5 m saat mesin tidak bekerja.
   2. Jarak dari awal lepas landas ke suatu titik di mana dicapai Vlof dikalikan 115 % + setengah jarak di mana pesawat terbang mencapai ketinggian 10,5 m dikalikan 115 %.

   Kondisi yang terbesar dari kedua kondisi tersebutlah yang dipilih sebagai take off run.

h. Stopway: perpanjangan landasan pacu, digunakan untuk menahan peasawat terbang pada waktu gagal lepas landas.


Untuk pesawat terbang bermesin turbin dalam menentukan panjang landasan pacu harus memepertimbangkan keadaan umum agar pengoperasian pesawat aman:
Keadaan tersebut adalah:
1. Lepas landas normal: suatu keadaan di mana seluruh mesin dapat dipakai dan landasan pacu yang cukup dibutuhkan untuk menampung variasi-variasi dalam teknik pengangkatan dan karakteristik khusus dari pesawat terbang tersebut.
2. Lepas landas dengan satu kegagalan mesin: keadaan di mana landasan pacu yang cukup dibutuhkan untuk memungkinkan pesawat terbang lepas landas walaupun kehilangan daya atau bahkan direm untuk berhenti.
3. Pendaratan: suatu keadaan di mana landasan pacu yang cukup dibutuhkan untuk memungkinkan variasi normal dari teknik pendaratan. pendaratan yang melebihi jarak yang ditentukan (overshoots), pendekatan yang kurang sempurna (poor approaches), dll.


Panjang lapangan (field length), FL:
1. Full strength pavement, FS.
2. Stopway, SW.
3. Daerah bebas, clearway, CW

a. Kondisi lepas landas normal
    FL = FS + CW
    di mana:
                  CW = 0,50 (TOD - 1,15 LOD)
                  TOD = 1,15 D35
                  FS = TOR
                  TOR = TOD - CW

b. Kondisi lepas landas dengan kegagalan mesin
    FL = FS + CW
    di mana:
                  CW = 0,50 (TOD - LOD)
                  TOD = D35
                  FS = TOR
                  TOR = TOD - CW

c. Keadaan lepas landas yang ditunda
    FL = FS + CW
    di mana:
                  FL = ASD

d. Keadaan pendaratan
    FS = LD
    di mana:
                  LD = SD/0,60

e. Keadaan lepas landas normal
    FL = FS + CL
    di mana:
                  CL = 0,50 (TOD - 1,15 LOD)
                  TOD = 1,15 D35
                  FS = TOR
                  TOR = TOD - CL


Untuk menentukan panjang lapangan yang dibutuhkan dan berbagai komponennya yang terdiri dari perkerasan kekuatan penuh, daerah henti dan bebas, setiap persamaan di atas harus diselesaikan untuk rancangan kritis pesawat terbang di lapangan terbang.
Hal ini akan mendapatkan setiap nilai-nilai berikut:
1. FL = (TOD, ASD, LD)/maksimum
2. FS = (TOR, LD)/maksimum
3. SW = ASD - (TOR, LD)/maksimum
4. CW = (FL - ASD, CW)/minimum

TRANSPORTASI MAKRO (lapter_BAG 1)

Transportasi makro

Transportasi: perpindahan barang dan manusai dari tempat asal ke tempat tujuan.
Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, yaitu dari mana kegiatan transportasi di mulai ke tempat tujuan, yaitu ke mana kegiatan transportasi itu diakhiri.
Dalam proses transportasi di atas terdapat komponen atau objek yang saling berkaitan dan membentuk suatu sistem yang dikenal sebagai sistem transportasi makro.
Sistem ini terdiri dari beberapa sub-sistem/sistem transportasi mikro, sbb:
1. Sistem kegiatan (transport demand): membangkitkan pergerakan dan menarik pergerakan lalu lintas.
2. Sistem jaringan (transport supply): prasarana transportasi.
3. Sistem pergerakan (traffic): lalu lintas.
4. Sistem kelembagaan: instansi.

-Sistem kegiatan: BAPPEDA, BAPPENAS, BANGDA, PEMDA.
-Sistem jaringan: Departemen Perhubungan, Bina Marga.
-Sistem pergerakan: DLLAJR, ORGANDA, POLANTAS, ICAO, FAA.


Interaksi antar sistem transportasi mikro pada moda angkutan udara
Sistem kegiatan pada moda angkutan udara lebih luas sehingga lebih mempertimbangkan pola tata ruang nasional atau regional sehingga dengan sistem ini dapat diketahui pola/arah pembangunan nasional atau regional, karena diharapkan sistem jaringan transportasi udara dapat mendukung sistem kegiatan – tata guna lahan nasional atau regional.
Sistem jaringan transportasi udara meliputi:
¦  Sistem kegiatan (BAPPENAS, BAPPEDA TK I dan II).
¦  Jaringan dan rute penerbangan (Dephub dan Perusahaan Penerbangan).
¦  Sistem pergerakan (ICAO, FAA).



Sarana transportasi udara: pesawat terbang itu sendiri.

Prasarana transportasi udara
Prasarana lapangan terbang terdiri dari dua bagian penting:
? Prasarana/fasilitas sisi udara.
? Prasarana/fasilitas sisi darat, fasilitas operasi dan fasilitas penunjang.


Tatanan kebandarudaraan nasional
Tujuan tatanan kebandarudaraan nasional:
a. Terjadinya jaringan prasarana bandar udara secara terpadu, serasi dan harmonis agar bersinergi dan tidak saling mengganggu yang bersifat dinamis.
b. Terjadinya efisiensi transportasi bandar udara secara nasional.
c. Terwujudnya penyediaan jasa kebandarudaraan sesuai kebutuhan.
d. Terwujudnya penyelenggaraan yang andal dan berkemampuan tinggi dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan daerah.


Tatanan kebandarudaraan nasional berisi penggolongan bandar udara berdasarkan:
Bandar udara
Menurut:
1. Fungsinya.
2. Penggunaannya.
3. Klasifikasinya.
4. Statusnya.
5. Penyelenggaraannya.
6. Kegiatan bandar udaranya.


Bandar udara menurut fungsinya:
Sebagai:
-Simpul dalam transportasi udara.
-Pintu gerbang kegiatan perekonomian nasional dan internasional.
-Tempat kegiatan alih moda transportasi.


Bandar udara menurut pengunaannya:
-Terbuka ke dan dari luar  negeri.

-Tidak terbuka ke dan dari luar negeri.


Kriteria penentuan hal tersebut di atas adalah berdasarkan:
-Potensi permintaan penumpang angkutan udara.
-Potensi kondisi geografis.
-Potensi kondisi pariwisata.
-Potensi kondisi ekonomis.
-Aksebilitas dengan bandar udara di sekitarnya.
-Keterkaitan intra dan antar moda.



Bandar udara menurut klasifikasinya:
Bandar udama
Kelas:
-Utama.

-I A.

-I B.

-II A.

-II B.

-III A.

-III B.

-IV dan V (perintis).


Kriteria penentuan hal tersebut di atas adalah berdasarkan:
-Jenis pengendalian ruang udara di sekitar bandar udara.
-Fasilitas bandar udara.
-Kegiatan operasi bandar udara.
-Potensi kondisi ekonomi.


Bandar udara menurut status:
Bandar udara:
-Umum: yang digunakan untuk melayani kepentingan umum.

-Khusus: yang digunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.


Bandar udara menurut penyelenggaranya:
Bandar udara
-Umum oleh:
 a. Pemerintah.
 b. Pemerintah provinsi.
 c. Pemerintah kabupaten/kota.
 d. Badan usaha kebandarudaraan.

-Khusus oleh:
 a. Pemerintah.
 b. Pemerintah provinsi.
 c. Pemerintah kabupaten/kota.
 d. Badan hukum Indonesia.


Konfigurasi bandar udara
-Konfigurasi: jumlah dan arah dari landasan pacu dan penempatan bangunan terminal, termasuk lapangan parkir yang berkaitan dengan landasan pacu itu.
-Jumlah landasan pacu tergantung dari volume lalu lintas udara, arah landasan tergantung dari arah angin dominan dan juga ketersediaan lahan.
-Gedung-gedung terminal diatur sedemikian rupa sehingga penumpang denganmudah dan cepat mencapai landasan pacu.
-Seluruh perencanaan meliputi gabungan dari fasilitas banar udara dan bagian-bagian operasi yang memberikan kombinasi yang paling efisien.


Runway: bagian bandar udara yang berbentuk segi empat persegi panjang dan digunakan pesawat terbang untuk lepas landas (take-off) dan mendarat (landing). 

Bagian-bagian landasan pacu
a. Struktur perkerasan.
b. Bahu landasan.
c. Daerah aman landasan pacu.



Konfigurasi landasan pacu
Konfigurasi landasan pacu dapat dibagi menjadi:
a. Landasan pacu tunggal
    Kapasitas
                     VFR 50 – 100 operasi/jam.
                     IFR  50 – 70   operasi/jam.


b. Landasan pacu sejajar
    -Jarak rapat/berdekatan (jarak antar sumbu 700 ft = 213 m sampai < 2.500 ft = 761 m).
     Kondisi IFR 50 – 60 operasi/jam.

    -Jarak menengah (jarak antar sumbu 2.500 ft sampai < 4.300 ft = 1.310 m ).
     Kondisi IFR 60 – 75 operasi/jam.

    -Jarak renggang (mempunyai jarak antar sumbu = 4300 ft).
     Kondisi IFR 100 – 125 operasi/jam.


c. Landasan pacu dua jalur
    Terdiri dari dua landasan pacu sejajar berjarak rapat 700 ft sampai < 2.500 ft dengan landasan hubung keluar yang memadai sedangkan landasan pacu yang jauh dari terminal digunakan untuk kedatangan dan dekat digunakan untuk keberangkatan.
    Daya tampung LL udara adalah 70% > dari landasan pacu tunggal dalam kondisi VFR, sedang 60 % > apabila dalam kondisi IFR.


d. Landasan pacu bersilang
    Bandar udara yang mempunyai dua atau lebih landasan pacu yang arahnya berbeda dan saling berpotongan, pola tersebut dinamakan pola berpotongan.
    Digunakan bila angin bertiup kencang lebih dari satu arah.
    Kapasitas ditentukan dari letak titik potongnya.
    Kapasitas tertinggi bila titik potong terletak dekat ujung landasan pacu.


e. Landasan pacu V terbuka
    Arah landasan pacu divergen (memencar), tetapi tidak saling potong.
    Dapat berubah menjadi landasan tunggal bila angin bertiup kencang dari satu arah.
    Kapasitas maksimum bila menjauhi V, kapasitas IFR 60 – 70 operasi/jam dan VFR 80 – 200 operasi/jam.
    Bila mendekati V kapasitas IFR 50 – 60 operasi/jam dan dalam kondisi VFR 50 – 100 operasi/jam.


Taxiway
Fungsi utamanya adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat dari landasan pacu ke bangunan terminal (apron) dan sebaliknya atau ke hanggar pemeliharaan.
Taxiway harus diatur sedemikian rupa agar pesawat yang baru mendarat tidak mengganggu pesawat yang akan lepas landas dan dapat meninggalkan landasan pacu secepatnya agar landasan pacu dapat dignakan utk pesawat yang akan lepas landas, sebaiknya taxiway direncanakan agar pesawat dapat berbelok dalam kecepatan tinggi.


Apron/landasan parkir: bagian bandar udara yang digunakan untuk parkir pesawat terbang.
Di tempat ini juga merupakan tempat naik/turun penumpang, bongkar muat barang dan pengisian bahan bakar.
Tempat ini juga dapat dijadikan tempat untuk melaksanakan perbaikan kecil terhadap pesawat terbang.


Holding apron
Disebut juga apron ancang atau pemanasan, ditempatkan sangat dekat dengan ujung landasan pacu untuk melaksanakan pemeriksanaan teknis terakhir sebelum lepas landas.
Harus dibuat cukup luas agar apabila ada pesawat terbang yang gagal lepas landas, maka pesawat terbang lain yang akan lepas landas dapat melaluinya.
Apron dirancang untuk dapat menampung dua atau empat pesawat terbang dan bila memungkinkan diletakkan sedemikian rupa agar pesawat terbang yang berangkat dari apron ini dapat memasuki ujung landasan pacu dengan sudut lebih kecil dari 90°.


Holding bay: apron yang relatif lebih kecil ditempatkan pada suatu tempat yang mudah dicapai di bandar udara untuk parkir pesawat terbang sementara untuk menunggu kesempatan masuk, terutama pada jam sibuk.
Biasanya juga diinginkan untuk keperluan khusus, seperti dilindungi dari gangguan umum.


Perancangan/pemilihan lokasi bandar udara
1. Tipe pengembangan lingkungan sekitarnya.
2. Kondisi atmosfir.
3. Kemudahan mendapatkan angkutan darat.
4. Tersedianya tanah untuk pengembangan.
5. Adanya bandar udara lainnya.
6. Halangan di sekeliling.
7 Pertimbangan ekonomis.
8. Tersedianya utilitas.

Minggu, 03 April 2011

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN (tekpen BAG_6)

Metode penelitian eksperimen
Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.


Langkah-langkah penelitian eksperimen
-Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.

-Mengidentifikasi dan membatasi masalah.

-Merumuskan hipotesis.

-Menyusun rencana secara lengkap dan operasional, meliputi:
 •Menentukan variabel bebas dan terikat.
 •Memilih desain yang digunakan.
 •Menentukan sampel.
 •Menyusun alat.
 •Membuat outline prosedur pengumpulan data.
 •Merumuskan hipotesis statistik.

-Melaksanakan eksperimen.

-Menyusun data untuk memudahkan pengolahan.

-Menentukan taraf significansi yang akan digunakan dalam menguji hipotesis.

-Mengolah data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang terkumpul).

-Melakukan penafsiran.

-Membuat kesimpulan.
       

Karakteristik penelitian eksperimen
-Eksperimen pada intinya adalah pengamatan atau observasi terhadap hubungan kausal antara munculnya suatu akibat (variabel terikat) dan sebab (variabel bebas) tertentu melalui suatu upaya sengaja yang dilakukan oleh peneliti.
-Ciri-ciri yang membedakan eksperimen dari jenis penelitian lain adalah adanya: manipulasi variabel, kontrol, penugasan random dan perlakuan (treatment).


Karakteristik utama penelitian eksperimen
1. Manipulasi variabel.
2. Kontrol.
3. Penugasan random.
4. Perlakuan.


1. Manipulasi variabel
    -Bila melakukan eksperimen, maka secara sengaja mengintervensi terjadinya hubungan kausal.

    -Situasi (variabel bebas) yang diasumsi sebagai penyebab munculnya gejala (variabel terikat) secara sengaja dimanipulasi.

    -Manipulasi variabel ini dilakukan dengan menempatkan subjek pada situasi tersebut dan mencegah kemungkinan munculnya faktor lain yang dapat mencermati situasi ini.


2. Kontrol
    -Kesimpulan tentang hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat dengan valid bila dilakukan pengontrolan pengaruh variabel lain terhadap variabel terikat.

    -Pengontrolan ini menggunakan yang disebut dengan kelompok kontrol.
     Dalam beberapa segi, keberadaan kelompok kontrol sama dengan kelompok eksperimen.

    -Satu-satunya perbedaan adalah pada kelompok eksperimen diberi perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perlakuan.

    -Dengan demikian, bila muncul gejala yang berbeda antara kedua kelompok, maka itu dianggap sebagai pengaruh perlakuan atau treatment effect.


3. Penugasan random (random assingment)
    -Dalam konteks eksperimen, perandoman dilakukan dalam dua kegiatan, yaitu dalam memilih subjek yang menjadi sampel (pemilihan random atau random selection) dan menugaskan setiap subjek yang menjadi sampel ke dalam salah satu dari kelompok eksperimen atau kelompok kontrol yang disebut dengan penugasan random atau random assignment.

    -Pemilihan random berfungsi membuat kelompok subjek yang menjadi sampel itu representatif terhadap populasi.

    -Adapun fungsi penugasan random adalah agar sebelum pelaksanaan eksperimen, baik kelompok eksperimen maupun kontrol keadaannya sama (homogen) sehingga bila setelah eksperimen terjadi perbedaan pada kedua kelompok itu, perbedaan yang terjadi adalah pengaruh dari perlakuan.


4. Perlakuan (treatment)
    -Di muka telah dijelaskan, bahwa eksperimen pada intinya sama dengan observasi.
     Perbedaan antara keduanya terletak pada objek yang diamati
   
    -Pada observasi yang bukan eksperimen, objek yang diamati telah ada sedangkan pada eksperimen objek yang diamati itu diciptakan situasi munculnya oleh peneliti.

    -Memunculkan objek pengamatan itu adalah melalui perlakuan atau treatment.


Kevalidan kesimpulan eksperimen
-Kevalidan kesimpulan eksperimen terkait dengan pertanyaan kesimpulan yang dibuat itu sahih atau tidak.
-Kevalidan ini mencakup dua macam, yaitu kevalidan internal dan kevalidan eksternal.
-Kevalidan internal adalah kesahihan penyimpulan, bahwa munculnya variabel terkait adalah disebabkan oleh variabel bebas.
-Adapun kevalidan eksternal adalah kesahihan memberlakukan kesimpulan ke dalam lingkup yang lebih luas atau kesahihan menggeneralisasi kesimpulan eksperimen
-Agar kesimpulan eksperimen itu valid, baik secara internal maupun eksternal, perlu dihindari adanya faktor yang dapat mencemari kevalidan itu.
-Untuk itu, perlu diketahui berbagai pencemar, baik terhadap kevalidan internal maupun eksternal.


Kevalidan eksternal
-Kesahihan penyimpulan, bahwa munculnya variabel terikat adalah disebabkan oleh variabel bebas (sejarah, testing, instrumentasi, regresi statistik, bias pemilihan subjek, kehilangan subjek, dsb).


Pencemaran kevalidan internal
-Sejarah, yakni peristiwa tertentu di luar variabel eksperimen yang terjadi dalam rentangan antara pre-test dan post-test (dalam proses eksperimen).

-Testing, yaitu efek penyelenggaraan pre-test terhadap hasil dari post-test.

-Instrumentasi, yakni alat test yang digunakan untuk menguji efek perlakuan tidak valid dan reliabel sehingga skor yang diperoleh subjek bukan yang sebenarnya, melainkan bersifat bias.

-Regresi statistik, ini bisa terjadi, bila peneliti hanya memilih subjek-subjek yang mempunyai skor ekstrim (skor tinggi saja) dan membuang skor-skor rendah.

-Bias pemilihan subjek, ini bisa terjadi, bila subjek dalam kelompok eksperimen keadaannya berbeda dengan kontrol, akibat pemilihan yang tidak dilakukan secara random.

-Kehilangan subjek, bila sebagian subjek dari kelompok eksperimen yang mengikuti pre-test tidak melanjutkan mengikuti post-test menyebabkan perbedaan jumlah subjek yang mencolok antara kelompok eksperimen dan kontrol, maka hal ini dapat menjadi pencemar kevalidan internal.


Kevalidan eksternal
-Kesahihan memberlakukan kesimpulan ke dalam lingkup yang lebih luas atau menggeneralisasi kesimpulan eksperimen (efek interaksi tes, efek interaksi bias pemilihan subjek dan variabel eksperimen, efek reaktif dari pelaksanaan eksperimen, interfensi perlakuan berganda).


Pencemaran kevalidan eksternal
-Efek interaksi test.
 Pelaksanaan pre-test bisa mempengaruhi kepekaan atau keresponsifan subjek terhadap variabel eksperimen.

-Bila demikian, maka keadaan subjek yang menjadi sampel menjadi berbeda dengan populasinya yang berarti sampel tidak representatif terhadap populasi.
 Bila sampel tidak representatif, maka kevalidan generalisasi kesimpulan patut dipertanyakan.

-Efek interaksi bias pemilihan subjek dan variabel eksperimen.
 Pemilihan subjek yang bias dapat mempengaruhi tercemarnya kesimpulan tentang efek variabel eksperimen atau kevalidan internal.

-Bila demikian, maka kevalidan generalisasi kesimpulan patut dipertanyakan.

-Efek reaktif dari pelaksanaan eksperimen.
 Bila subjek yang mengikuti pelaksanaan eksperimen menyadari bahwa dirinya sedang dieksperimen dapat menimbulkan reaksi tertentu pada dirinya.

-Sementara subjek lain (dari populasi) tidak.

-Oleh sebab itu, hal ini bisa mencemari kevalidan generalisasi kesimpulan yang dibuat.

-Interfensi perlakuan berganda.
 Ini bisa terjadi bila suatu perlakuan diberikan kepada suatu kelompok subjek secara berulang-ulang.


Desain eksperimen
Pra-eksperimen
Digunakan untuk melakukan studi pendahuluan sebelum dilakukan eksperimen sebenarnya.

Eksperimen sebenarnya
Eksperimen yang memiliki ciri-ciri utama eksperimen, seperti manipulasi variabel, kontrol, penugasan random dan perlakuan.

Kuasi-eksperimen
Tidak dilakukan penugasan random, tapi menggunakan kelompok yang telah ada.
Digunakan bila ada hambatan melakukan penugasan random dan dilakukan penugasan random akan merusak kealamiahan situasi kelompok sedangkan kealamiahan kelompok sangat penting dalam proses manipulasi variabel.


Desain
Pra-eksperimen
-Kelompok tunggal dengan pre-test dan post-test.
-Kelompok tunggal dengan rangkaian waktu.

Eksperimen sebenarnya
-Pre-test dan post-test menggunakan kelompok kontrol dengan penugasan random.
-Solomon.
-Dengan kelompok kontrol tanpa pre-test.

Kuasi-eksperimen
-Pre-test dan post-test menggunakan kelompok kontrol tanpa penugasan random.
-Rangkaian waktu dengan kelompok kontrol.
-Counterbalance.
-Faktorial.


Pra-eksperimen
Desain kelompok tunggal dengan
1. Pre-test - post-test
    -Memilih sekelompok subjek untuk sampel.

    -Mengadakan pre-test.

    -Mencobakan atau memberi perlakuan.

    -Mengadakan post-test setelah perlakuan.

    -Mencari rata-rata skor dan simpangan baku dan membandingkan keduanya.

    -Menguji perbedaan rata-rata.


2. Rangkaian waktu
    -Pre-test maupun post-test dilakukan beberapa kali dalam serangkaian waktu pelaksanaan.


Eksperimen sebenarnya
Desain
1. Pre-test - post-test menggunakan kelompok kontrol dengan penugasan random
    -Memilih subjek yang mempunyai latar belakang sama (homogen) melalui pemilihan secara random.

    -Secara random, setiap subjek ditugaskan ke kelompok eksperimen atau kontrol.

    -Mengadakan pre-test untuk memperoleh skor.

    -Memberi perlakuan, misalnya diajar dengan metode abru yang dieksperimenkan.

    -Dapat dilakukan pengajaran dengan materi yang sama dengan metode lain, bukan dengan metode yang sedang dieksperimenkan.

    -Mengadakan post-test untuk memperoleh skor.

    -Dengan menggunakan metode statistika dicari perbedaan antara rata-rata (misalnya: menggunakan analisis kovariansi).

    -Untuk memperbesar ketelitian pelaksanaan eksperimen, penggunaan desain ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan lebih dari satu kelompok eksperimen.


2. Solomon
    -Dilakukan menggunakan kelompok.

    -Kelompok terdiri dari eksperimen dan kontrol yang mengalami pre-test.

    -Kelompok selanjutnya tidak diadakan pre-test, baik terhadap kelompok eksperimen maupun kontrol.

    -Penempatan subjek pada masing-masing dilakukan dengan penugasan random.

    -Analisis statistik dilakukan untuk mencari perbedaan rata-rata dari kelompok eksperimen sedangkan rata-rata dari kelompok selanjutnya diperoleh dengan cara menghitung perbedaan, dengan catatan jumlah subjek pada kelompok itu sama.

    -Hal ini dipertimbangkan, karena pengambilan sampel dilakukan secara random, maka diduga skor pada kelompok akan sama.

    -Hasil perhitungan untuk perbedaan selanjutnya dilakukan pengujian statistik, seperti menggunakan uji untuk variabel tergantung atau planned analysis.

    -Maksud pengujian itu adalah untuk membuat perbandingan.

    -Penggunaan ini memiliki validitas sama dengan nilai tambah, dapat mengontrol pengaruh pencemar efek interaksi tes, sebab dengan ini bila ternyata perbandingan antara itu ada perbedaan yang signifikan, maka diasumsikan perbedaan itu disebabkan karena efek interaksi tes.

    -Bila tidak, maka berarti perlakuan telah memberi pengaruh kepada variabel terikat.


3. Dengan kelompok kontrol tanpa pre-test
    Penggunaan desain ini hanya melakukan post-test, baik terhadap kelompok eksperimen maupun kontrol.
    Penempatan subjek dalam kelompok masing-masing dilakukan dengan penugasan random.
    -Menggunakan setiap subjek pada kelompok eksperimen dan kontrol secara random.

    -Melaksanakan eksperimen terhadap kelompok eksperimen.

    -Mengadakan tes, baik terhadap kelompok eksperimen maupun pembanding.

    -Mencari perbedaan rata-rata antara skor dengan metode statistika untuk meliahat perbedaan tersebut signifikan.


Kuasi-eksperimen
Desain
1. Pre-test - post-test menggunakan kelompok kontrol tanpa penugasan random
    -Perbedaan satu-satunya adalah tidak dilakukan penugasan random.

    -Oleh sebab itu, bila semua pencemar kevalidan internal dapat dihindari, maka dalam desain ini pencemar yang terkait dengan akibat pemilihan subjek yang bias, seperti interaksi antara pemilihan subjek dengan kematangan, dsb, tidak dapat terkontrol.

    -Selain itu, kemungkinan tak terhindarinya pencemar regresi statistik akan ada, terutama bila jumlah subjek pada masing-masing kelompok tidak sama.

    -Oleh sebab pelaksanaan dengan desain ini sama, maka bagannya pun sama juga, kecuali tidak menggunakan penugasan random.


2. Rangkaian waktu dengan kelompok kontrol
    -Merupakan penggunaan desain sebagai kelompok eksperimen dan membandingkan dengan hasil analisis terhadap kelompok sebagai kelompok kontrol.

    -Menentukan sampel, baik kelompok eksperimen maupun kontrol.

    -Mengadakan serangkaian tes dalam serangkaian waktu, baik terhadap kelompok eksperimen maupun kontrol, baik sebelum eksperimen maupun sesudah eksperimen.

    -Mencatat data atau skor dalam bentuk tabel rangkaian waktu.

    -Mencari rata-rata dari masing-masing skor, baik sebelum maupun sesudah eksperimen, baik dari kelompok eksperimen maupun kontrol.

    -Mencari, baik dari kelompok eksperimen maupun kontrol.

    -Membandingkan secara statistik perbedaan itu signifikan.


3. Counterbalance
    -Dikenal juga dengan nama "desain rotasi", "crossover" atau "switchover".

    -Digunakan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan desain yang tidak menggunakan penugasan random, terutama jikan anggota sampel terbatas, tidak menggunakan pre-test dan yang dites lebih dari satu variasi.

    -Pelaksanaannya dilakukan dengan mengambil kelompok dan setiap kelompok diberi perlakuan beberapa kali sesuai dengan jumlah kelompok secara bergantian sehingga setiap kelompok mengalami satu jenis perlakuan.

    -Dari bagan dapat dilihat, masing-masing kelompok mengalami setiap jenis perlakuan.

    -Langkah-langkah desain:
     •Menetapkan kelompok untuk dieksperimen.
     •Melakukan eksperimen.
     •Mengetes setiap kelompok, masing-masing setelah diberi setiap jenis perlakuan.
     •Mencari rata-rata dari setiap kelompok yang mengalami tiap jenis perlakuan.
     •Mencari perbedaan rata-rata, kemudian dilihat perbedaan itu signifikan.

    -Untuk meningkatkan kontrol terhadap validitas desain ini, dapat digunakan kelompok.

    -Setiap kelompok akan mengalami eksperimen dari metode tersebut sehingga bagan desain ini akan berkembang.

    -Setelah dilakukan tes terhadap setiap kelompok, selanjutnya dicari rata-rata dari tiap kelompok, kemudian dicari perbedaan rata-rata dari masing-masing skor untuk menetapkan suatu jenis metode yang terbaik di antara metode di atas.


4. Faktorial
    -Memungkinkan dapat digunakan, diamati dan dianalisis berbagai pengaruh dari variabel secara bersamaan.

    -Hal ini dapat memungkinkan untuk dilihat sesuatu proses lebih mendekati keadaan yang sebenarnya sehingga dapat dinilai secara serentak berbagai akibat dari setiap variabel eksperimen.

    -Juga dapat digunakan dalam eksperimen sebenarnya.
     Bila desain ini digunakan pada eksperimen sebenarnya, maka dilakukan penugasan random.

KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS (tekpen BAG_5)

Kerangka teori dan hipotesis
Teori adalah satu set konstruk, konsep, definisi dan proposisi yang saling berhubungan yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik mengenai suatu fenomena dengan menspesifikkan hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena.

Peran teori dalam penelitian
-Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian.
-Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian.
-Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta.
-Mendudukkan permaslahan penelitian secara logis dan runtut.
-Membantu dalam membangun ide-ide yg diperoleh dari hasil penelitian.
-Memberikan acuan dan menunjukkan jalan dalam membangun kerangka pemikiran.
-Memberikan dasar-dasar konseptual dlm merumuskan difinisi operasional.
-Membantu mendudukkan secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan mengintegrasikan gagasannya.

Prosedur penyusunan teori
-Melakukan kajian pustaka.
-Melakukan sintesa atau modifikasi antara teori yang satu dengan yang lain.
-Menyusun sendiri kerangka pemikiran secara logis, runtut dan rasional.
-Merumuskan hipotesis.
-Melakukan penelitian untuk menguji hipotesis.
-Merumuskan teori baru.

Hipotesis
Pengertian:
    Pernyataan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih mengenai suatu fenomena.

Fungsi :
    Sebagai pedoman dan memberikan arah penelitian.

Sumber hipotesis:
    - Berasal dari teori: pemikiran deduktif
    - Berasal dari pengalaman peneliti dan fakta dari lapangan: pemikiran induktif.

-Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya.
-Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis.


Manfaat hipotesis
1. Menjelaskan masalah penelitian.
2. Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji.
3. Pedoman untuk memilih metode analisis data.
4. Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

Hipotesis dapat menunjukkan:
-Masalah penelitian.
-Variabel penelitian.
-Metode analisis data.
-Kesimpulan.

Dasar merumuskan hipotesis
Berdasarkan
1. Pada teori.
2. Penelitian terdahulu.
3. Penelitian pendahuluan.
4. Akal sehat peneliti.

Pembagian hipotesis
Hipotesis
1. Deskriptif
2. Komparatif
3. Asosiatif

Dalam sebuah penelitian hipotesis dapat dinyatakn dalam beberapa bentuk
Hipotesis
1. Nol
    Merupakan hipotesis yang menyatakan hubungan atau pengaruh antar variabel sama dengan nol atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel.

2. Alternatif
    Merupakan hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel tidak sama dengan nol atau dengan kata lain terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel (merupakan kebalikan dari hipotesis nol).


Ciri-ciri hipotesis yang baik
1. Dinyatakan dalam kalimat yang tegas.
2. Dapat diuji secara alamiah.
3. Dasar dalam merumuskan hipotesis kuat.

Kriteria hipotesis
-Dinyatakan dalam kalimat yg menyatakan hubungan dua variabel atau lebih.
-Dilandasi oleh argumentasi yang kuat berdasarkan teori.
-Mendorong untuk dilakukan pengujian (testable).
-Disusun dalam kalimat yang singkat dan jelas (concise).
-Konsisten dengan teori yang ada.
-Memiliki argumentasi yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan secara rasional.

Tipe dan bentuk hipotesis
-Hipotesis substantif---- vs --- hipotesis statistik
-Hipotesis nol --- vs --- hipotesis alternatif
-Hipotesis directional --- vs --- hipotesis un-directional

Hipotesis substantif disebut juga sebagai hipotesis penelitian.
Hipotesis statistik merupakan hipotesis dalam konteks perhitungan statistik

Contoh:
Hipotesis nol: “tidak ada perbedaan  antara X dengan Y”.
Hipotesis alternatif: “ada perbedaan antara X dengan Y”.


Variabel penelitian
Objek penelitian:
-Yang menjadi pusat perhatian peneliti.
-Masalah yang akan dipecahkan lewat penelitian.
-Topik/tema  penelitian.

Objek penelitian dibedakan menjadi 2:
-Konstan, yaitu objek penelitian yang sifatnya tetap, konstan.
-Variabel, yaitu objek penelitian yg menunjukkan adanya variasi atau perbedaan di antara individu yang diteliti.
-Variabel: merujuk pada suatu konsep atau konstruk, yaitu sesuatu ide sentral dari suatu hal yang memerlukan penjelasan.

Gejala atau objek penelitian yang memiliki perbedaan nilai di antara individu yang diteliti.
Gejala penelitian yg menunjukkan adanya variasi di antara individu yang diteliti

Variabel dibedakan menjadi 2:
-Variabel kategoris.
 Variasinya bersifat deskrit dan terpisah secara nyata.

-Variabel kontinyus atau kontinum.
 Variabel yang sifatnya tidak berbeda secara kategoris, tetapi bersambungan dalam tingkatan.
 •Variabel yg dapat diukur (measured variable).
 •Variabel yg dpt dikendalikan (manipulated  variable).

Dilihat dari hubungan antar variabel penelitian, variabel  dibedakan menjadi:
-Variabel bebas (independent variable).
-Variabel terikat (dependent variable).

Variabel bebas sering disebut variabel antecedent dan variabel terikat disebut consequent

Di samping variabel pokok tsb dalam hubungan antar variabel penelitian di lapangan sering muncul:
-Variabel antara (moderator).
-Variabel pengganggu (intervening).

Berdasarkan dinamikanya, variabel dibedakan menjadi:
-Variabel yang dapat diubah (alterable variable).
-Variabel yang tak dapat diubah-ubah (un-alterable variable).

Variabel juga dapat dibedakan menjadi:
-Variabel aktif (active variable).
-Variabel atributif (attributive variable).

Variabel aktif merupakan istilah lain dari variabel manipulatif.
Variabel atributif: variabel yang tidak dapat dimanipulasi.
Variabel latent: variabel yang tidak dapat diobservasi, tetapi hanya dalam asumsi

Data kualitatif: data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat atau gambar.

Data kuantitatif: data yang dinyatakan dalam bentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan.

Data kuantitatif dibedakan menjadi:
1. Diskrit atau nominal: data yang hanya dapat digolong-golongkan secara terpisah, diskrit atau kategori.
    Data diperoleh dari hasil menghitung.

2. Kontinum: data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran.


Data kontinum ordinal
Data yang berbentuk rangking atau peringkat atau dinyatakan dalam skala dengan jarak satu data dengan data yang lain tidak sama.

Data kontinum rasio
Data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol mutlak.
Data ini juga dapat dirubah ke dalam interval dan ordinal atau dapat dijumlahkan/dikalikan.

Data kontinum interval
Data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut/mutlak.
Data interval dapat dibuat menjadi data ordinal (peringkat).


Metode kuantitatif
Penelitian dianggap selesai
-Setelah semua data yang direncanakan dapat terkumpul.

Kepercayaan terhadap hasil penelitian
-Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen.

Metode kualitatif
Penelitian dianggap selesai
-Setelah tidak ada yang dianggap baru/jenuh.

Kepercayaan terhadap hasil penelitian
-Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil penelitian.

Proses penelitian
Metode kuantitatif
-Bersifat linear.

Metode kualitatif
-Bersifat sirkuler.

ANGGAPAN DASAR (tekpen BAG_4)

Pengertian anggapan dasar

Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas yang dipikirkan selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalah dalam hubungan yang lebih luas.
Dalam hal ini peneliti harus memberikan asumsi yang jelas dan kuat tentang kedudukan permasalahannya.
Asumsi yang harus diberikan tersebut diberi nama Asumsi Dasar atau Anggapan Dasar.
Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian nanti.
Dikatakan juga anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik.
Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar:
1. Agar ada dasar berpijak bagi masalah yang akan diteliti.
2. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti.
3. Guna merumuskan hipotesis.

Cara menentukan anggapan dasar
Anggapan dasar dapat diperoleh:
1. Bahan bacaan:
    a. Sumber umum: buku teks, ensiklopedi.
    b. Sumber acuan khusus: buletin, jurnal, periodikal, disertasi, skripsi, tesis.

2. Mendengar berita, ceramah dan pembicaraan orang lain.

3. Berkunjung ke tempat-tempat yang berhubungan dengan masalah penelitian.

4. Dengan mengadakan pendugaan, mengabstraksi berdasarkan perbendaharaan pengetahuan.

Sebagai bahan pendukung anggapan dasar, peneliti sebaiknya melakukan studi kepustakaan untuk mengumpulkan teori-teori dari buku maupun penemuan dari peneliti.
   
Hasil bacaan sebaiknya langsung dicatat.

Merumuskan hipotesis
Pengertian:
-Setelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.

-Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

-Peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis ini dan peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat terbukti.

-Namun, hal yang sangat perlu diperhatikan oleh peneliti adalah tidak boleh mempunyai keinginan agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu memenuhi keinginannya atau memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah agar hipotesis terbukti.
 Peneliti harus bersifat objektif terhadap data yang terkumpul.

-Sikap peneliti terhadap hipotesis yang telah dirumuskan:
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesis tidak terbukti (pada akhir penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
    ->pada kasus seperti ini, di dalam laporan penelitian harus dituliskan proses penggantian ini.

-Perkiraan awal apakah sebuah rumusan hipotesis dapat dibuktikan atau tidak:
1. Adanya data menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas.
2. Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang muncul disebabkan oleh data yang diberikan.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat pada penelitian tersebut, selain data yang digunakan.
   
-Hipotesis penting dilakukan bagi penelitian:
1. Penelitian menghitung banyak sesuatu (magnitude).
2. Penelitian tentang perbedaan (differencies).
3. Penelitian hubungan (relationship).

-Perumusan hipotesis yang baik mensyaratkan:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat, tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian lain yang relevan.

Sumber masalah
-Masalah dapat diperoleh dari:
  •Pengalaman sehari-hari.
  •Buku, jurnal, bahan bacaan lainnya.
  •Informasi dari orang lain.
  •Masalah yang muncul dari hasil renungan peneliti merupakan cara perolehan masalah yang paling baik, karena didorong oleh kebutuhan peneliti untuk memperoleh jawaban.

Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diteliti
-Masalah yang menarik saja belum cukup menjamin terlaksananya penelitian.
-Apabila disarikan ada 4 hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah sehingga menjadi sebuah penelitian:
1. Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti (Hal ini berhubungan dengan bidang keahlian).

2. Penelitian dapat dilaksanakan (hal ini ditinjau dari diri si peneliti):
  •Menguasai teori dan metode.
  •Mempunyai waktu yang cukup.
  •Kuat fisik.
  •Mempunyai dana.

3. Tersedia faktor pendukung (hal ini ditinjau dari luar peneliti).
  •Tersedia data.
  •Ada izin dari yang berwenang.

4. Hasil penelitian bermanfaat
  •Penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, membutuhkan tenaga, waktu dan biaya.
   Oleh karenanya hasil penelitian hendaknya memberikan sesuatu yang bermanfaat.
  •Setiap peneliti harus siap menjawab “Apa manfaat penelitian anda?”.

Masalah dan judul penelitian
-Masalah atau permasalahan penelitian dapat dilihat dari rumusan judulnya.
-Secara garis besar ada 3 jenis masalah sehingga peneliti ingin melakukan penelitian, yaitu:
  •Peneliti ingin mengetahui status tertentu.
  •Peneliti ingin membandingkan status dua fenomena atau lebih.
  •Peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua fenomena atau lebih.

Peneliti ingin mengetahui status tertentu
-Penelitian ini bersifat destruktif, yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa di mana peneliti ingin mengetahui keadaan sesuatu, mengenai apa, bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dsb.

Peneliti ingin membandingkan status dua fenomena atau lebih
-Dalam melakukan perbandingan, peneliti selalu memandang dua fenomena atau lebih, ditinjau dari persamaan dan perbedaan yang ada.
 Sering terjadi peneliti membandingkan dua fenomena terhadap suatu standar.
 Jenis penelitian ini disebut penelitian komperatif.
-Penelitian seperti ini sering disebut sebagai penelitian korelasi.

Merumuskan judul
-Ada pendapat bahwa sebaiknya judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti.

-Pendapat lain mengatakan bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin.
 Jika pembaca ingin mengetahui apa yang dimaksud lebih lanjut harus membaca penjelasan pada bagian lain.

-Judul penelitian yang lengkap mencakup:
  •Sifat dan jenis penelitian.
  •Objek yang akan diteliti.
  •Subjek penelitian.
  •Lokasi daerah penelitian.
  •Tahun/waktu terjadinya peristiwa.

-Apabila judul penelitian ditulis singkat, maka perlu ditambahkan dengan jelas penegasan judul dan masalah dalam bagian PENDAHULUAN pada laporan penelitian

Manfaat studi pendahuluan
-Masalah-masalah yang didapati sekarang ini bukan seluruhnya masalah baru atau bahkan boleh dikatakan masalh-masalah lama yang muncul kembali dalam keunikannya yang lain.

-Melalui studi pendahuluan peneliti dapat mengetahui:
1. Mungkin diketemukan bahwa orang lain sudah berhasil.memecahkan masalah sehingga tidak perlu lagi diteliti.
2. Mungkin dapat diketahui hal-hal yang relevan dengan masalah sehingga memeperkuat keinginan untuk meneliti.
3. Apabila ada orang lain yang kebetulan meneliti masalah yang sama atau belum terjawab masalahnya, maka peneliti dapat mengetahui metode yang digunakan, hasil-hasil yang telah dicapai, bagian dari penelitian itu yang belum terselesaikan, faktor-faktor yang mendukung dan menjadi hambatan.
4. Kemungkinan penghematan yang dapat dilakukan, baik dari masalah tenaga, waktu maupun biaya.
5. Lebih jelas yang akan diteliti.
6. Dari informasi dapat diperoleh.
7. Cara memperoleh data atau informasi.
8. Menentukan dengan tepat caraa yang digunakan untuk menganalisis data.
9. Harus mengambil kesimpulan dan manfaat penelitian.

-Hal yang menentukan sebuah peenlitian dapat dilaksanakan
1. Penelitian sesuai dengan minat.
2. Penelitian dapat dilaksanakan.
3. Tersedia faktor pendukung.
4. Penelitian bermanfaat.

-Melalui studi pendahuluan dapat diketahui lebih pasti kemungkinan-kemungkinan terpenuhi.

Cara mengadakan studi pendahuluan
-Sumber pengumpulan informasi untuk mengadakan studi pendahuluan dapat dilakuan pada objek
 1. Paper: dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
     •Studi ini juga disebut studi kepustakaan atau literatur.

2. Person: bertemu, bertanya dan berkonsultasi dengan para ahli atau narasumber.

3. Place: tempat atau benda-benda yang terdapat di tempat penelitian

Studi pendahuluan juga disebut pilot studi atau preliminary studi.

Perlunya merumuskan masalah
-Perumusan masalah dapat dilakukan dengan cara merumuskan judul selengkapnya.
 Namun, cara seperti ini walaupun nampaknya semua masalah sudah dituangkan dalam bentuk judul, tidak tertutup kemungkinan pembaca menafsirkan dengan arti yang berbeda dengan maksud si peneliti.

-Agar judul tidak kelihatan panjang, maka pada judul sebaiknya diterangkan di luar judul, biasnya pada BAB PENDAHULUAN.

Cara merumuskan masalah
-Merumuskan masalah secara lengkap akan ditulis pada BAB PENDAHULUAN, yaitu meliputi:
 1. PENEGASAN JUDUL: apabila dibutuhkan untuk menjelaskan arti dan batasan kata-kata pada judul penelitian, maka hal ini perlu dilakukan sehinggan permasalah yang belum dapat dijelaskan oleh judul dapat memberikan pengertian lebih luas.

 2. ALASAN PEMILIHAN JUDUL: hal ini juga dapat memperjelas masalah yang diteliti melalui alasan yang dikemukakan, antara lain karena:
     a). Pentingnya masalah tersebut untuk diteliti.
     b). Menarik minat peneliti.
     c). Sepanjang pengetahuna peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.

 3. PERTANYAAN PENELITIAN/BATASAN PERMASALAHAN:
     •Dalam langkah ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian sehingga peneliti memberi batasan permasalah yang diteliti.
     •Pembatasan yang dilakukan.
     •Semua jawaban batasan tersebut dijelaskan pada BAB PENDAHULUAN.

 4. TUJUAN PENELITIAN
     •Tujuan penelitian dirumuskan dalam kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.

-Secara keseluruhan merumuskan masalah ini akan tergambar pada proposal atau usulan penelitian.
 Oleh karenanya, umumnya seorang peneliti sebelum meneliti akan membuat proposal penelitian untuk melihat dan menguji masalah yang dirumuskan layak untuk diteliti.

TUJUAN PENELITIAN (tekpen BAG_3)

Tujuan penelitian

-Dunia luas, tak terbatas, perlu.
-Banyak masalah dlm kehidupan >> pemecahan.
-Jawaban ilmiah atau common sense?
-Dunia saintifik, common sense dihindari.
-Pernyataan hrs mengandung kebenaran: kebenaran ilmiah >> didukung fakta dan analisis yang sahih.
-Jawaban ilmiah >>> hasil penelitian.
-Penelitian juga utk menguraikan fenomena (deskriptif), menguji suatu dugaan/hipotetik (verifikatif) dan membuat prediksi.
-Penelitian >>> mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan >>> memecahkan masalah.


Pendekatan saintifik (ilmiah)

-Sahih (valid), terpercaya >> dapat teruji (oleh siapapun: dengan metode sama >>> hasil sama).
-Pendekatan ilmiah: bentuk khusus yg sistematik tentang pemikiran reflektif
-Sistematik: merumuskan hipotesis, logika deduktif, melakukan observasi untuk menguji hipotesis, memperoleh jawaban apakah hipotesis benar atau salah >> memperoleh kebenaran.
-Memberi peluang pengembangan IP baru: menjelaskan fenomena dengan perspektif baru berdasarkan empirik.


Tipe penelitian

-Berdasarkan isi, secara grs besar: eksploratif, explanatory - confirmatory, deskriptif.
-Berdasarkan metode: eksperimen; evaluasi (riset aksi, terapan), grounded research, analisis data sekunder.
-Berdasar proses menjadi teori: deskriptif riset (eksplanatori riset, prediktif riset).


Riset eksploratif
-Bila sangat sedikit peneliti menulis tentang topik. >>> material yang terbarukan.

-Tujuan:
  •Familiar dg fakta dasar, komunitas, concerned involved.
  •Mengembangkan a well-grounded mental picture.
  •Mengembangkan ide dan teori tentatif.
  •Menentukan kelayakan riset lanjutan.
  •Merumuskan pertanyaan penelitian dan isu.
  •Mengembangkan teknik dan sense of direction untuk riset di masa yang akan datang.
  •Menjawab what questions

-Tahap penelitian not well defined.

-Menggunakan kualitatif data.

-Lebih terbuka dan utk mengungkapkan fakta dan isu.


Riset deskriptif
-Riset deskriptif (RD) menguraikan secara detail situasi, pengaturan sosial, hubungan.

-Tujuan:

  •Membuat profil akurat.
  •Menguraikan proses, mekanisme, hubungan.
  •Memberikan gambaran verbal/numerik.
  •Mencari informasi utk mendorong penjelasan baru.
  •Menyajikan info, ltr belakang dasar atau konteks.
  •Menciptakan ketegori, rangkaian langkah, tipe.
  •Menjelaskan urutan, rangkaian langkah-langkah.
  •Dokumen yg menjelaskan kontradiksi dgn prior belief.

-Deskriptif hampir sama dg eksploratif >> berbaur.

-Berfokus pada how and who questions.

-Menggunakan semua teknik pengumpulan data.


Riset eksplanatif
-Why questions.

-Dibangun di atas eksploratif & deskriptif riset.

-Menjelaskan lebih jauh alasan sesuatu terjadi.

-Tujuan:
  •Menentukan akurasi suatu prinsip teori.
  •Mencari penjelasan yang lebih baik.
  •Melanjutkan IP ttg underlying process.
  •Menghubungkan isu-isu berbeda dalam pernyataan umum.
  •Membangun & mengelaborasi teori shg menjadi lengkap.
  •Mengembangkan teori/prinsip baru ke isu baru.
  •Memberikan kenyataan utk mendukung penjelasan.


Riset dasar dan terapan

-Riset dasar: mengembangkan IP fundamental, mendukung/ menolak teori >>> IP baru.
-Riset terapan: memecahkan persoalan khusus dan nyata di masyarakat.

-Riset dasar: sering deskriptif, kekuatannya pd pemakaian praktis.
-Riset terapan: kurang publikasi, lebih pada pengambilan keputusan.

-Riset dasar: implikasi segera, sering kontroversial >>>  menimbulkan konflik, misinterpretasi.

-Riset dasar dan riset terapan berbeda dlm metodologi.

-Riset dasar: lebih saintifik, akurasi tinggi, sempurna.
-Riset terapan: get quick, usable results.


Riset terapan

-Action-research oriented:
  •Mempromosikan perubahan/tindakan.
  •Memecahkan masalah yg jelas.

-Participatory action research.

-Dalam organisasi formal.

-Peneliti + praktisi >>> mengubah organisasi/kebijaksanaan.

-Social impact assessment:
  •Bagian dari Amdal.
  •Bertujuan memperkirakan perubahan yg akan terjadi.

-Evaluation research.

-Did it works.

-Evaluasi: process of establishing value judgment based on evidence.

-Menggunakan beberapa teknik penelitian.


Dimensi waktu
-Cross-sectional: at one point in moment.

-Longitudinal: more than one time >> kompleks, mahal
  •Studi panel: grup sama, tetapi dalam berbagai waktu.
  •Time series: tidak perlu grup sama.
  •Cohort analysis: kohor: set of persons (group, org.).
  •Case studies: in-depth examination on people, organization, env. over time.


Berdasar pengumpulan data dan teknik
-Experiment >> data primer.

-Survei: >>> primer
  •Mengumpulkan data langsung.
  •Menanyakan pada masyarakat dan menggunakan kuisener.
  •Analisis data: teknik menguji informasi, isi terhadap bahan yg tertulis >>> sekunder.
  •Statistik yang telah ada: menggunakan hasil statistik (data sekunder).


Kualitatif riset
Lawan dari kuantitatif (angka).
Kualitatif = non angka, non numerik.
-Riset lapangan
  •Dimulai dgn tanpa ada formulasi ide/topik.
  •Peneliti memilih lokasi/site.
  •Berinteraksi dengan obyek.
  •Mencatat secara harian.

-Riset komparatif-historis: menguji dengan cara membandingka fakta sejarah.
Hampir selalu deskriptif (what).


Kuantitatif & kualitatif
-Kuantitatif
  •Positivism.
  •Tradisional model.
  •Dengan angka, numerik.
  •Penyederhanaan, asumsi.
  •Eksperimen, survei.

-Kualitatif
  •Post positivism, modern.
  •Non angka, non numerik.
  •Lebih verbal.
  •Majemuk, jamak, rumit.
  •Etnografi, grounded research, studi kasus, phenomenological studies.


Prosedur kuantitatif
Logika – hipotesis - verifikasi
-Merumuskan masalah penelitian: senjang antara das sein – das sollen.
-Menyusun kerangka teori.
-Berdasarkan teori dan penelitian yg lalu.
-Merumuskan hipotesis: variabel (+ indikator) dan hubungannya.
-Melakukan uji hipotesis thd data empirik.
-Menarik kesimpulan.


Proses penelitian
-Minat.
-Topik.
-Isu.
-Masalah - rumusan masalah.
-Hipotesis (deductive reasoning dari tinjauan pustaka) >>> kalau diperlukan.
-Metode.
-Pengumpulan data.
-Analisis.
-Hasil dan pembahasan (inductive reasoning).
-Kesimpulan - saran.


Topik - isu - masalah – hipotesis - metode - hasil dan pembahasan - kesimpulan - saran (policy implementation)
-Ada benang merah mulai dari isu sampai kesimpulan hasil penelitian dan saran (bila perlu): runtun, konsisten, taat asas >> satu tema sentral.
-Kesimpulan adalah jawaban pertanyaan.
-Topik: yang dipilih untuk ditampilkan, di-top-kan.
-Isu: sesuatu yang menjadi titik sentral, pokok persoalan >>> fenomena.
 Banyak isu, harus dipilih.
-Masalah: kesenjangan antara harapan/seharusnya, ideal (das sollen) dengan kenyataan, realita (das sein).
-Rumusan masalah

KONSEP PENELITIAN (tekpen BAG_2)

Konsep penelitian
Riset: suatu perjalanan untuk mencari sesuatu, baik sesuatu itu dapat ditemukan atau tidak.
Yang dicari tergantung kepada pola dan teknik mencarinya, lokasi, subjek bahan investigasi dan analisa yang dilakukan.
Pengetahuan dan kemampuan dari si peneliti dan timnya sangat penting dalam menghasilkan hasil penemuan dan kesimpulan yang akan diambil.


Hakekat penelitian
Cara ilmiah untuk mendapatkan data/informasi sebagaimana adanya dan bukan seharusnya dengan tujuan dan kegunaan tertentu.


Metode penelitian
Dulu:
-Coba-coba (trial & error)
-Pengalaman (sendiri >, orang lain <)
-Naluri -> perkembangan lambat

Modern:
-Coba-coba (dioptimumkan)
-Pengalaman (sendiri < + orang lain >)
-Metode ilmiah (pendekatan sains) -> perkembangan cepat


Logika penelitian
Perbedaan metode ilmiah dengan cara lain, yaitu logika.
Logika berhubungan dengan cara atau proses penalaran (reasoning), jika suatu proses penalaran berjalan baik, maka proses itu disebut bersifat logis.
Penelitian: proses penemuan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh seorang manusia.
Logika penelitian: proses penalaran yang dilakukan oleh seorang peneliti, di mana proses itu sendiri terdiri dari beberapa tahapan yang terurut secara logis dalam bentuk rantai penalaran.


Tahapan logika penelitian
-Perumusan permasalahan penelitian.
-Perumusan kerangka teoritik.
-Penentuan metodologi penelitian.
-Analisis data.
-Penarikan kesimpulan.


Perumusan permasalahan
Ada yang berpendapat tujuan penelitian adalah mengumpulkan fakta atau menjelaskan realitas, karena fakta hanya bahan baku penting dalam penelitian ilmiah, akumulasi fakta tidak penting dan bukan tujuan suatu penelitian.
Realitas penting dalam penelitian, tetapi hanya menyediakan data-data yang diperlukan dalam penelitian.
Peneliti harus mampu menjelaskan pola, rasional atau teori yang mendasari kebenaran realitas tersebut.


Kebenaran
1. Kebenaran absolut
   Kebenaran yg ditetapkan oleh tuhan, karena sifat kemutlakan & kebenaran ini sudah begitu saja ada tidak perlu pembuktian/verifikasi & tidak bisa diperdebatkan keabsahannya, maka kebenaran jenis ini tidak bisa dijadikan obyek pencarian dlm penelitian ilmiah.

2. Kebenaran temporer
   Kebenaran yg keabsahannya tergantung pada kondisi & waktu, memiliki sifat kenisbian /kerelativan yg sangat tinggi dan sifat subyektif yg tinggi.
   Kebenaran temporer bukanlah obyek yg dikaji/yg dicari dalam penelitian ilmiah.

3. Kebenaran ilmiah
   Kebenaran yang ditemukan melalui suatu proses atau metode penalaran atau logika ilmiah, karena itu kunci dalam kebenaran ilmiah terletak pada metode penemuannya.
   Kebenaran ilmiah ini dipakai sebagai obyek pencarian dalam penelitian ilmiah.


Karakteristik kebenaran ilmiah
-kebenaran ilmiah dibangun di atas apa yang disebut sebagai struktur logis sains yang dalam bentuk konkritnya adalah logika penelitian.
-kebenaran ilmiah selalu siap untuk diuji kembali oleh siapapun yang berniat menguji keabsahan kebenaran itu.


Permasalahan penelitian
Hakikat permasalahan penelitian adalah kebenaran yang akan dicari, dijelaskan dan diteliti oleh seorang peneliti melalui penelitiannya.

Kriteria permasalahan penelitian
-Permasalahan penelitian hanya dan harus berhubungan dengan kebenaran ilmiah.
-Permasalahan penelitian mempunyai kaitan yang jelas dan kuat dengan hasil penelitian sebelumnya.
-Konsekuensi logis, permasalahan penelitian yang baik memiliki kadar orisinalitas yang tinggi.
-Permasalahan penelitian harus diformulasikan secara jelas.
-Secara teknis, permasalahan penelitian harus realistis dan layak dilaksanakan dalam jangkauan waktu, dana dan kompetensi yang dimiliki oleh peneliti.


Jenis penelitian
Dilihat dari manfaatnya:
1. Dasar riset
    Hanya untuk memahami suatu fenomena alam tanpa harus dibebani untuk memikirkan  manfaat langsung dari pemahaman tersebut.
2. Riset terapan
    Bertujuan untuk memahami sesuatu dengan tujuan lain yang lebih praktis, yaitu untuk memecahkan suatu masalah terhadap suatu persoalan yang bersifat praktis.

Dilihat dari orientasinya:
1. Permasalahan penelitian yang berorientasi pada pemahaman terhadap sesuatu hal tanpa harus berhubungan langsung dengan manfaat praktis.
2. Permasalahan penelitian yg berorientasi pada pemahaman terhadap sesuatu hal, tetapi berhubungan langsung dengan pemecahan masalah praktis yang sehari-hari dihadapi.


Kesalahan dalam perumusan masalah
1. Masalah terlampau luas.
2. Masalah terlampau sempit.
3. Masalah mengandung emosi, prasangka atau unsur-unsur yg tak ilmiah.


Kerangka teoritik
Teori adalah sistem yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan cara merinci konstruk (yg membentuk fenomena) beserta hukum/aturan yang mengatur keterkaitan antara satu konstruk dengan lainnya.
Kerangka teoritik/kerangka berpikir adalah penjelasan rasional dan logis yang diberikan oleh seorang peneliti terhadap pokok/obyek penelitiannya.


Pembuatan kerangka teoritik
1. Penjelasan yang rasional & logis.
2. Dukungan data teoritis/empiris.
3. Variabel-variabel penelitian.
4. Keterkaiatan antara variabel-variabel.


Tujuan dan manfaat kerangka teoritik
1. Menjelaskan definisi operasional variabel penelitian.
2. Menjelaskan pola hubungan antara satu & lain variabel.
3. Menentukan metodologi penelitian secara akurat.
4. Menentukan metode analisis yang tepat.
5. Menetukan cara penafsiran temuan secara objektif.

Kata kunci dlm kerangka teoritik adalah variabel.


Indikator: sesuatu yang diteliti atau diukur.
Indikator harus diturunkan dari variabel, tetapi bila sesuatu variabel sudah cukup bersifat empiris dan operasional, maka tidak lagi memerlukan indikator untuk variabel tersebut.
Indikator: hasil turunan variabel yang memiliki sifat cukup empiris dan operasional untuk ditransformasikan menjadi data.


Model penelitian
Visualisasi kerangka teoritik penelitian.
Dlm penelitian yg melibatkan dua variabel, peneliti akan mudah membuat model penelitiannya, sebab dua variabel ini secara teoritis mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Yang terpenting dari model penelitian adalah penjelasan yang rasional dan ilmiah yg mendasari visualisasi tersebut.


Hipotesis
Jawaban sementara dari peneliti terhadap pertanyaan penelitiannya sendiri.
Hipotesis harus diuji kebenarannya, jika peneliti ingin memberi suatu jawaban (hipotesis) terhadap pertanyaan penelitian harus memiliki alasan yg kuat.
Pengujian hipotesis selalu dilakukan dengan statistik.
Tanpa statistik sebuah penelitian tidak dapat dipertanggungjawabkan validitasnya kecuali penelitian yang bersifat kualitatif yg tidak memerlukan hipotesis.


Metodologi penelitian
Metodologi adalah totalitas cara untuk meneliti dan menemukan kebenaran ilmiah.
Metodologi penelitian akan mendorong & memaksa seorang peneliti untuk bersikap transparan terhadap peneliti lain.
Peneliti tidak menyembunyikan apapun dari peneliti lain.
Metodologi penelitian  yang terbuka akan memungkinkan peneliti lain mengulangi penelitian yang sama.
Metodologi penelitian berperan sebagai pagar pembatas yang membatasi cakupan penelitian dan berperan sebagai alat untuk menjelaskan semua keterbatasan peneliti dalam penelitiannya.
Metodologi penelitian  dapat merancang manajemen penelitiannya secara baik.


Metodologi penelitian
-Deskriptif
 Penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.

-Observasi
 Penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan langsung terhadap obyek penelitian.

-Wawancara
 Penelitian yang datanya dikumpulkan melalui wawancara dengan responden.

-Kajian kepustakaan
 Penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan, koran, dll).

-Eksperimen
 Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antara suatu variabel dengan lainnya.

-Survei
 Metode yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utam untuk mengumpulkan data.

-Evaluasi
 Metode dengan menilai sesuatu dengan cara membandingkannya dengan suatu standar.

-Historis
 Metode yang menggantungkan pada data-data yang terdapat di masa lalu.

-Studi kasus
 Tergolong pada penelitian kualitatif, digunakan bila ingin mengkaji suatu fenomena secara mendalam.
 Penemuan dalam studi kasus tidak bisa digenerasikan ke konteks lain.


Populasi: keseluruhan elemen yang akan dijelaskan oleh seorang peneliti di dalam penelitiannya (air, desa, sistem, dokumen, manusia, dll).

Sampel: wakil (populasi).
Jika jumlah sampel sama dengan populasi, maka penelitian ini disebut sensus.
Ukuran sampel dan teknik sampel tergantung pada sifat populasi.
Semakin homogen populasi, semakin kecil sampel.
Semakin heterogen populasi, semakin besar sampel.
Teknik sampel yang umum, yaitu acak atau random.

Instrumen: alat untuk mengumpulkan data.
Instrumen yang baik harus valid atau absah (dengan tepat mengukur yang harus diukur) dan terpercaya (hasil pengukuran itu bersifat konsisten).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons